PENGENALAN GEJALA DAN TANDA PENYAKIT (Tanaman Perkebunan)

PENGENALAN GEJALA DAN TANDA PENYAKIT
(Tanaman Perkebunan)
(Laporan Praktikum Bioekologi Penyakit Tumbuhan)



I.     PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Tanaman merupakan suatu tumbuhan yang sengaja dibudidayakan oleh manusia dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan demi keberlangsungan hidupnya. Manusia membudidayakan tumbuhan tidak hanya satu jenis, tetapi terdapat banyak jenis tumbuhan. Contohnya yaitu kopi, padi, sawi, pisang, karet dan lain-lain.

Tanaman yang dibudidayakan dibagi dalam beberapa jenis, yaitu tanaman pangan, tanaman hortikultura, dan tanaman perkebunan. Tanaman pangan contohnya yaitu singkong, padi, kedelai, dan jagung. Contoh tanaman hortikultura adalah pepaya, sawi, jeruk, terong dan cabai. Sedangkan contoh dari tanaman perkebunan yaitu kopi, lada, karet, dan kakao.

Banyaknya petani yang membudidayakan tanaman, maka akan menimbulkan berbagai dampak negatif yaitu berupa penyakit yang menyerang populasi tanaman tersebut. Akibat dari serangan penyakit akan mempengaruhi produksi tanaman sehingga produksi tidak maksimum. Penyakit yang menyerang tanaman tidak langsung terjadi tetapi penyakit tersebut dibawa oleh mikroorganisme. Mikroorganisme yang dimaksudkan adalah virus, jamur, bakteri dan nematoda.

Serangan penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh mikroorganisme akan menimbulkan gejala dan tanda penyakit di tanaman yang terserang. Pada praktikum kali ini yang dilakukan yaitu mengenal gejala dan tanda penyakit pada


tanaman perkebunan. Apabila kita mengetahui gejala dan tanda penyakit pada tanaman maka kita dapat mencari solusi yang tepat untuk mengendalikan atau menghilangkan penyakit tersebut.


1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui jenis penyakit penting tanaman perkebunan.
2. Mengetahui gejala dan tanda penyakit.


II.  METODOLOGI PRAKTIKUM


2.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis, mikroskop majemuk, kaca preparat, jerum pentul, dan pipet tetes.

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu air dan bagian tanaman yang menunjukkan gejala baik preparat ataupun foto.

2.2 Cara Kerja

Adapun cara kerja yang akan dilakukan sebagai berikut:
a. Pengamatan makroskopis
1. Diamati dan digambar gejala penyakit tanaman yang ada.
2. Ditulis nama penyakit dan patogen penyebabnya.

b. Pengamatan mikroskopis
1. Diamati gejala penyakit di bawah mikroskop.
2. Diteteskan di atas bagian tanaman yang bergejala lalu dikorek dengan menggunakan jarum, kemudain air/suspensi tersebut diambil menggunakan pipet tetes.
3. Diletakkan di atas kaca preparat suspensi tersebut lalu ditutup dengan cover glass lalu diamati di bawah mikroskop.
4. Diamati bentuk spora atau hifa.
5. Digambar/difoto.


III.   HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan yang diperoleh yaitu sebagai berikut :
No.
Nama/Bagian yang diamati
Tipe/Jenis Gejala
Penyebab Penyakit
1
Karat daun pada kopi
Nekrosia
Hemileia vastratrix
2
Penyakit busuk buah kakao
Nekrosia
Phytophthora palmivora
3
Embun jelaga pada kopi
Nekrosia
Capnodium coffeae
4
Jamur akar putih pada karet

Rigidoporus lignosus
5
Penyakit busuk pangkal batang lada
Nekrosia
Phytophthora capsici
6
Penyakit busuk pangkal batang kelapa sawit
Nekrosia
Ganoderma boninese
7
Jamur embun tepung
Nekrosia
Oidium heveae
8
Bercak daun kelapa sawit
Nekrosia
Pestalotiopsis




3.2 Pembahasan

Praktikum pengenalan gejala dan tanda penyakit tanaman perkebunan dilakukan dengan cara mengamati gambar dan menulis deskripsi  yang disampaikan asisten dosen. Ada 8 penyakit yang disampaikan yaitu karat daun kopi, busuk buah kakao, embun jelaga pada kopi, jamur akar putih pada karet, penyakit busuk pangkal batang lada, penyakit busuk pangkal batang kelapa sawit, jamur embun tepung, dan bercak daun kelapa sawit.. Adapun gejala dan tanda penyakit patogen masing-masing penyakit yaitu sebagai berikut:

1. Karat daun pada kopi
Penyakit karat daun pada kopi disebabkan oleh Hemileia vastatrix. Gejala yang muncul ketika terserang patogen Hemileia vastatrix yaitu nampak pada permukaan atas dan bawah daun kopi. Gejala lainnya yaitu luka berwarna kuning yang ditutupi bedak atau noda yang tampak pada permukaan bagian bawah daun. Noda dapat berubah-ubah ukuran dan dapat menjadi bersatu selama perkembangannya. Patogen menyerang mulai dari stomata dan menimbulkan luka pada permukaan atas daun yang pecah, setelah luka pecah maka karat tidak tampak lagi (Pracaya, 2007).

Akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh Hemileia vastatrix ini daun akan mengering kemudain daun gugur sehingga menyebabkan tanaman menjadi gundul, Hal ini akan menghambat tanaman berfotosintesis sehingga tanaman dapat mengalami kematian (Semangun, 1996). Penyebaran patogennya dilakukan pada uredospora yang ada di bawah permukaan daun dengan cara sentuhan dan bantuan percikan air. Selain melaui bantuan air, beberapa agensia lain yang berpotensi membantu menyebarkan uredospora Hemileia vastratrix adalah angin, vektor spesies trips tertentu, burung dan manusia.

Siklus hidup patogen Hemileia vastratrix yakni uredospora sampai pada daun selanjutnya uredospora berkecambah dan kemudian menginfeksi daun melalui stomata pada permukaan bawah daun. Dalam waktu 10-20 hari, terbentuk uredospora baru oleh uredium yang keluar lewat stomata. Setiap uredium menghasilkan lebih dari 70.000 uredospora dalam 3-5 bulan (Sukamto 1998).

2. Penyakit busuk buah kakao
Penyakit ini disebabkan oleh Phytophthora palmivora. Gejala yang ditimbulkan oleh serangan patogen ini adalah bercak berwarna kelabu kehitaman. Biasanya bercak muncul pada ujung buah. Pada temperatur 27,5 sampai 30o C pertumbuhan spora ini sangat cepat. Bercak memiliki kandungan air yang kemudian menunjukkan warna hitam. Selanjutnya buah menjadi busuk. Pembentukan spora terlihat dengan adanya warna putih di atas bercak hitam. Infeksi yang menyeluruh dapat menyebabkan kerusakan pada biji. Busuk buah dapat ditemukan pada sejak buah masih kecil sampai masak warna buah berubah menjadi hitam
(Agrios, 1995). Kerusakan yang berat apabila patogen ini masuk kedalam buah sehingga menyebabkan pembusukan biji. Serangan pada buah yang hampir masak tidak begitu berpengaruh pada pertumbuhan biji namun terjadi biji lembek dan akhirnya penurunan aroma biji yang kurang baik (Semangun, 1996).

Siklus hidup dari patogen ini yaitu setelah mengadakan infeksi, dalam waktu beberapa hari Phytophthora palmivora pada buah dapat membuat sporangium. Cendawan ini dapat bertahan dalam berbulan-bulan di dalam tanah dalam bentuk siste (Khlamidospora). Dari buah yang terserang Phytophthora palmivora dapat berkembang melalui tangkai dan menyerang bantalan bunga, dan dapat berkembang terus sehingga menyebabkan terjadinya, penyakit kanker batang. Dari sini kelak dapat kembali menyerang buah. Penyebaran  dapat terbawa oleh percikan air hujan ke buah kakao lain. Selain itu, Sporangium dapat terbawa oleh angin sehingga mencapai buah-buah yang lebih tinggi. Kemudian cendawan yang berada di tanah dapat juga terbawa oleh serangga, misalnya semut. Dari buah-buah yang tinggi, sporangium dapat terbawa air ke buah-buah dibawahnya (Agrios, 1995).

3. Embun jelaga pada kopi
Embun jelaga yang menyerang tanaman kopi disebabkan oleh patogen Capnodium coffeae. Patogen ini menyerang menimbulkan gejala pada permukaan daun terdapat lapisan berwarna hitam. Pada daun-daun yang ada tanda hitam tersebut terdapat banyak semut hitam yang berkumpul untuk memakan glukosa dari kotoran kutu. Karena adanya cendawan hitam yang menutupi permukaan daun sehingga temperatur daun tinggi karena warna hitam menyerap panas sehingga daun tersebut cepat layu dan gugur. Selain itu, cendawan tersebut juga akan menggagu proses fotosintesis tanaman kopi. Penyebaran penyakit ini dapat dilakukan oleh percikan air, terhembus oleh angin dan terbawa oleh serangga (Pracaya, 2007).

Siklus hidup patogen embun jelaga yaitu memiliki dinding sel mucilaginous yang berfungsi menyerap kelembapan untuk pertumbuhan Capnodium coffeae. Hasil ekskresi dari serangga penghisap berupa madu dan kotorannya dimanfaatkan sebagai media tumbuh Capnodium coffeae. Apabila kondisi lingkungan udara kering miselium lepas dari daun dan pecah menjadi bagian-bagian kecil sehingga mudah terhembus angin. Dari keadaan tersebut diketahui bahwa perkembangniakan Capnodium coffeae cepat pada musim kemarau. Perkembangan Capnodium coffeae dipengaruhi oleh jarak tanaman yang terlalu rapat, naungan yang terlalu banyak, kondisi hangat, suhu tinggi dan kering (Sukamto, 1998).

4. Jamur akar putih pada karet
Penyakit ini disebabkan oleh Rigidoporus lignosus. Gejala yang nampak yaitu tajuk daun berwarna pucat, kuning dan kusam, akhirnya kering dan gugur, sehingga terlihat hanya tinggal rantingnya. Tanaman yang sakit dapat membentuk daun-daun  muda atau bunga dan buah lebih awal. Apabila akar dicabut, akan terlihat miselium jamur atau rhizomorf berwarna putih yang menempel pada akar. Akar yang terinfeksi akhirnya berwarna coklat kemudian membusuk. Bagian tanaman yang diserang adalah akar tunggal, akar cabang, akar rambut dan leher akar, yang akan mengakibat pohon mudah tumbang.

Daur hidup jamur ini yaitu membentuk tubuh buah yang mirip topi pada akar, pangkal batang atau tunggul-tunggul tanaman. Tubuh buah berwarna jingga kekuning-kuningan dan pada permukaan bawahnya terdapat lubang-lubang kecil tempat spora. Penularan penyakit melalui kontak langsung antara akar atau tunggul yang sakit dengan akar tanaman sehat. Untuk tanah, yang paling beresiko untuk perkembangan penyakit jamur akar putih adalah tanah berpasir dan gembur dengan pH 5-7, kejenuhan air 80-90%, curah hujan > 4000 mm/th dengan topografi datar/landai (Sinaga, 2006)

5. Penyakit busuk pangkal batang lada
Penyakit busuk pangkal batang disebabkan oleh patogen Phytophthora capsici, penyakit ini dapat menyebabkan kematian tanaman dalam waktu singkat. Gejala khas dari penyakit ini berupa warna biru-kehitaman pada pangkal batang yang kadang disertai dengan terbentuknya lendir. Gejala pada daun berupa bercak hitam bergerigi seperti renda pada bagian tengah atau tepi daun. Gejala ini tampak jelas pada daun segar dan sulit diamati pada daun yang telah mongering atau pada gejala lanjut. Patogen ini juga menyerang buah-buah yang berada dekat dengan permukaan tanah sehingga buah menjadi berwarna hitam dan busuk.

6. Penyakit busuk pangkal batang kelapa sawit
Gejala awal penyakit sulit dideteksi karena perkembangannya yang lambat dan dikarenakan gejala eksternal berbeda dengan gejala internal. Sangat mudah untuk mengidentifikasi gejala di tanaman dewasa atau saat telah membentuk tubuh buah, konsekuensinya, penyakit jadi lebih sulit dikendalikan. Gejala utama penyakit Ganoderma adalah terhambatnya pertumbuhan, warna daun menjadi hijau pucat dan busuk pada batang tanaman. Pada tanaman belum menghasilkan, gejala awal ditandai dengan penguningan tanaman atau daun terbawah diikuti dengan nekrosis yang menyebar ke seluruh daun. Pada tanaman dewasa, semua pelepah menjadi pucat, semua daun dan pelepah mengering, daun tombak tidak membuka (terjadinya akumulasi daun tombak) dan suatu saat tanaman akan mati (Triharso. 1996).

Saat gejala pada tajuk muncul, biasanya setengah dari jaringan didalam pangkal batang sudah mati oleh Ganoderma. Sebagai tambahan, gejala internal ditandai dengan busuk pangkal batang muncul. Dalam jaringan yang busuk, luka terlihat dari area berwarna coklat muda diikuti dengan area gelap seperti bayangan pita, yang umumnya disebutzonareaksi (Semangun,1990).

Secara mikroskopik, gejala internal dari akar yang terserang Ganoderma sama dengan batang yang terinfeksi. Jaringan korteks dari akar yang terinfeksi berubah menjadi coklat sampai putih. Pada serangan lanjutan, jaringan korteks menjadi rapuh dan mudah hancur. Jaringan stele akar terinfeksi menjadi hitam pada serangan berat (Rahayu, 1986). Hifa umumnya berada pada jaringan korteks, endodermis, perisel, xilem dan floem. Tanda lain dari penyakit ialah munculnya tubuh buah atau basidiokarp pada pangkal batang kelapa sawit.
Tidak hanya di tanah mineral, di tanah gambut perkembangan penyakit Ganoderma juga lebih cepat. Laju infeksi yang lebih cepat ini diduga akibat peran mekanisme lain penyebaran Ganoderma yang melalui basidiospora (Sanderson, 2005; Sanderson et al., 2000). Gejala penyakit Ganoderma yang muncul di tanah gambut pun tidak hanya busuk pangkal batang tetapi juga busuk pangkal atas (upper stem rot) (Susanto et al., 2008).

7. Jamur embun tepung
Penyakit ini umum terjadi pada waktu musim pertunasan, ditandai dengan adanya lapisan tepung putih pada bagian atas daun, yang dapat menyebabkan daun malformasi (mengering akan tetapi tidak gugur). Fase kritis serangan adalah periode pertunasan dan daun muda yang sedang tumbuh, buah muda yang terserang mudah gugur. Kumpulan tepung putih pada daun, tunas dan buah muda merupakan masa konidia jamur Oidium heveae yang menyerang bagian daun jeruk menyebabkan serangan patogen jamur ini lebih dikenal dengan nama penyakit embun tepung. Serangan pada daun menyebabkan daun abnormal dan mengalami malformasi yang biasanya bersifat permanen tidak dapat tumbuh lagi.
Penyakit akan terjadi apabila varietas yang ditanaman rentan, ditemukan sumber patogen di sekitar kebun dan terjadi pada pada musim kemarau yang lembab. Suhu tinggi beberapa jam yang kemudian terjadi hujan, akan memicu perkecambahan konidia jamur yang berada diatas permukaan daun. Penetrasi akan terjadi dalam beberapa jam setelah perkecambahan konidia. Dilaporkan bahwa semua jenis jeruk rentan terhadap penyakit ini.

Serangan patogen jamur Oidium heveae pada buah menyebabkan gejala burik kusam permanen pada kulit buah yang menyebabkan buah masuk dalam katagori mutu rendah (Triwiratno et al.  2006).

8. Bercak daun kelapa sawit
Umumnya gejala awal bisa jadi telah dimulai sejak di PA. Serangan dapat terjadi selama periode kering dan basah. Gejala awal tampak berupa bintik kuning pada daun tombak atau yang telah membuka, bercak membesar dan menjadi agak lonjong dengan panjang 7-8 mm berwarna coklat terang dengan tepi kuning atau tidak, bagian tengah bercak kadang kala tampak berminyak. Pada gejala lanjut bercak menjadi nekrosis, beberapa bercak menyatu membentuk bercak besar tak beraturan. Pada beberapa kasus bagian tengah bercak mengering, rapuh, berwarna kelabu atau coklat muda . Pestalotiopsis sp. menyebar dengan spora melalui hembusan angin atau percikan air yang mengenai (Semangun, 1990).


.


IV.   KESIMPULAN


Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Ketika mengetahui gejala yang terjadi maka dapat menanggulanginya sebelum penyakit menyebar.
2. Penyakit pada tanaman perkebunan ini rata rata di sebabkan oleh jamur.
4. Adanya penyakit karena terinfeksi oleh virus, bakteri, jamur dan nematoda.
5. Penyakit yang menyerang tanaman mempengaruhi laju pertumbuhan tanaman tersebut.
6. Penyakit pada tanaman perkebunan ini kebanyakan menyerang sistem daun dan menghambat proses fotosintesis.

















DAFTAR PUSTAKA


Agrios N. George. 1995. Ilmu Penyakit Tanaman . Terjemahan dari Plant Pathology. Ir. Munzir Busnia. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Pracaya. 2007. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar swadaya. Jakarta.

Semangun, H. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
            , H. 1990. Penyakit-penyakit tanaman perkebunan di Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 808 p.

Susanto, A et al. 2008. Ganoderma di perkebunan kelapa sawit dari waktu ke waktu. Simposium Nasional dan Lokakarya Ganoderma: Sebagai Patogen Penyakit Tanaman & Bahan Baku Obat Tradisional. IPB Press. Bogor.

Sinaga, Meity Suradji. 2006. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sukamto. S. 1998. Pengelolaan Penyakit Tanaman kopi. Erlangga. Jakarta.

Triharso. 1996. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.




















LAMPIRAN

Comments