PENGENDALIAN HAYATI PENYAKIT TANAMAN 3. PEMBUATAN SUSPENSI AGENSIA PENGENDALI HAYATI UNTUK APLIKASI LAPANG SERTA SERTA PENGUJIAN SECARA IN PLANTA



PENGENDALIAN HAYATI PENYAKIT TANAMAN
3. PEMBUATAN SUSPENSI AGENSIA PENGENDALI HAYATI UNTUK APLIKASI LAPANG SERTA SERTA PENGUJIAN SECARA IN PLANTA
(Laporan Praktikum Pengendalian Penyakit Tanaman)



I.         PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang

Penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur patogen sampai saat ini masih merupakan masalah utama di bidang pertanian. Produksi pertanian secara kualitas maupun kuantitas mengalami penurunan yang sangat tinggi, sehingga perlu dilakukan penanggulangan dan pengendalian yang tepat. Dalam pengendalian  penyakit tanaman selain memperhatikan efektivitas dan segi ekonomisnya juga harus mempertimbangkan masalah kelestarian lingkungan.

Saat ini  diketahui bahwa Trichoderma spp. dapat dipakai untuk mengendalikan berbagai penyakit, sehingga diharapkan dengan penggunaan agens hayati ini, diharapkan pertanian yang sustainable atau berkelanjutan yang berorientasi kepada kelestarian lingkungan dan meningkatkan hasil produksi pertanian dengan cara menekan input sekecil mungkin. Trichoderma spp. ini bermanfaat sebagai fungisida, membantu tanaman dalam mendapatkan unsur hara yang dibutuhkan tanaman , membantu dalam memperbaiki struktur tanah, sehingga begitu besar agens hayati ini dalam tanah yang tentunya berguna bagi tanaman.

Pengendalian hayati adalah pemanfaatan musuh alami untuk mengendalikan serangga hama atau penggunaan agensia antagonis untuk mengendalikan patogen tanaman. Pada dasarnya, setiap serangga hama mempunyai musuh alami yang dapat berperan dalam pengaturan populasinya. Musuh alami serangga hama adalah komponen utama dari pengendalian alamiah, yang merupakan bagian dari


ekosistem dan sangat penting peranannya dalam mengatur keseimbangan ekosistem tersebut.


1.2    Tujuan Praktikum

Tujuan dilakukanya praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui cara pembuatan suspensi agensia hayati sebelum diaplikasikan ke lapangan.
2. Mengetahui pengaruh aplikasi agensia hayati terhadap perkembangan gejala penyakit tumbuhan.


II.      METODOLOGI PRAKTIKUM


2.1    Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 26 April 2016 di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung, pada pukul 13.00 sampai dengan 15:00 WIB.


2.2    Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu beaker glass 1000ml, laminar air flow, timbangan, kain untuk sarinagn, nampan, kapas, dan platik warp.

Sedangkan bahan yang digunakan adalah biakan murni jamur Trichoderma spp. dalam media beras, alkohol, air, gula, biakan murni Colletroticum capsici, dan  buah cabai.


2.3    Cara Kerja

Cara kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut
1.    Dilarutkan 100 gr biakan murni ke dalam 1 liter air dan disaring.
2.    Untuk 14 liter larutan, ditambahkan 1 kg gula pasir.
3.    Disemprotkan suspensi yang telah dibuat ke buah cabai yang telah diinokulasikan dengan jamur C. capsici.


4.    Buah cabai yang telah diperlakukan disimpan di dalam nampan yang telah diberi kapas basah. Setelah itu nampan ditutup menggunakan plastik warp.
5.    Diamati perkembangan penyakit dengan mengukur diameter gejala serangan C. capsici.
6.    Pengukuran dilakukan secara horizontal dan vertikal. Pengukuran dilakukan 3 hari sekali selama 15 hari. Data diameter gejala. didapatkan dengan menjumlahkan data hasil pengukuran diameter secara vertikal dan horizontal dan dibagi dengan 2.
7.    Dibandigkan hasil pengukuran diameter gejala tersebut dengan diameter gejala serangan pada buah yang tidak diaplikasikan dengan Trichoderma spp.


III.   HASIL PENGAMATAN DAN PEMABAHASAN


3.1    Tabel Pengamatan

Data tabel pengamatan yang dilakukan adalah sebagai berikut

Tabel 1. Tabel Pengamatan Tanaman Pisang
Pengamatan hari ke-
Foto
Diameter gejala
Keterangan



3
1493739803411 1493732162245.jpg
          (a)                    (b)
a.

b.




7
1493739803411 1493732162245.jpg
          (a)                  (b)
a.

b.




10
1493739803411 1493732162245.jpg
          (a)                    (b)
a.

b.



14

1493739803411 1493732162245.jpg
          (a)                  (b)
a.

b.


Tabel 2. Tabel Pengamatan Tanaman Cabai
Pengamatan hari ke-
Foto
Diameter gejala
Keterangan



3

1493741215188 1493741217958     (a)                             (b)

a. 0,2 cm + 0,3 cm/2 = 0,25 cm
b. 0,4 cm + 0,5 cm/2 = 0,45 cm




7

1493741215188 1493741217958          (a)                            (b)

a. 0,2 cm +  0,3 cm/2 = 0,25 cm
b. 0,4 cm + 0,5 cm/2 = 0,45 cm




10

1493741215188 1493741217958          (a)                   (b)

a. 0,3 cm + 0,3 cm/2 = 0,3 cm
b. 0,5 cm + 0,5 cm/2 = 0,5 cm




14

1493741215188 1493741217958          (a)                   (b)

a. 0,3 cm + 0,4 cm/2 = 0,35 cm
b. 0,5 cm + 0,6 cm/2 = 0,55 cm


Tabel 3. Pengamatan Pada Tanaman Kopi
Pengamatan Hari Ke-
Foto
Keterangan
3

IMG20170421165844 IMG20170421170327
Perlakuan  Kontrol
Pada pengamatan hari ke-3 jumlah bercak tidak bertambah sedangkan pada perlakuan kontrol bercak yang tadinya kecil-kecil berwarna kuning pudar mulai membesar walau tidak terlalu besar..
7

IMG20170421170004 IMG20170421170327
Perlakuan  Kontrol
Pada pengamatan hari ke-7  daun yang diaplikasikan Trichoderma bercaknya membesar, walaupun begitu pertumbuhan dari bercak ini tidak terlalu cepat. Dan belum terdapat pertambahan jumlah bercak.
10

IMG20170425164539IMG20170425164550
Perlakuan  Kontrol
Pada perlakuan kontrol daunya hijau kekuningan. Bercaknya berwarna hitam dengan sekelilingnya berwarna orange. Pada perlakuan Trichoderma  bercak besarnya hampir sama dengan pengamatan hari ke-7 dan tidak ada pertambahan bercak.
3.2 Pembahasan

Pengaruh pengaplikasian suspensi Trichoderma spp. terlihat dari diameter pelukaan tidak terlalu bertambah besar baik dari pengukuran horizontal maupun vertikal. Diameter terkecil disini diperoleh 0,2 cm dan diameter terbesar diperoleh 0,7 cm hal ini membuktikan bahwa Trichoderma spp dapat menghambat pertumbuhan patogen. Pada tanaman pisang, cabai dan kopi, bercak terparasit oleh Trichoderma spp. yang disemprotkan ke bagian daun yang sakit, diketahui penggunaan suspensi jamur Trichoderma spp. berhasil. Tetapi pada beberapa daun yang mengering, aplikasi ini dianggap kurang berhasil. Hal yang terjadi adalah kompetisi dari jamur patogen dengan jamur antagonis pada bercak yang menyebabkan cairan daun habis terserap dan mengering.

Pertumbuhan serta perkembangan jamur umumnya sangat dipengaruhi oleh sejumlah faktor di antaranya ialah suhu, cahaya, udara, pH serta nutrisi seperti karbon dan nitrogen (Barnett dan Hunter, 1998 dalam Syahril dan Thamrin, 2011), dan karbohidrat sederhana (Kelley, 1977).

Fungsi gula pada saat aplikasi lapang ialah memberikan nutrisi sementara jamur Trichoderma sp sebelum ia menginokulasi dan menyerap nutrisi dari tanaman inang. Aplikasi semprot cukup efektif dalam menghambat pertumuhan dari jamur patogen disekitarnya. Dibuktikan dengan data bahwasanya pertumbuhan dari jamur patogen tersebut terhambat (Yudiarti, T. 2007).

Dalam praktikum memakai patogen antagonis yaitu Trichoderma spp. karena jamur antagonis ini mampu menghasilkan antibiotik yang dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan jamur patogen disekitarnya. Selain itu Trichoderma spp. juga mudah dikembangbiakkan di media buatan. Trichoderma spp. adalah cendawan saprofit tanah yang secara alami dapat dimanfaatkan sebagai agen hayati. Trichoderma spp. memiliki kelebihan-kelebihan seperti mudah diisolasi, daya adaptasi luas, mudah ditemukan di tanah areal pertanaman, dapat tumbuh dengan cepat, dan tidak bersifat patogen bagi tanaman (Sinaga, 2006)


IV.   KESIMPULAN



Kesimpulan dari dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut
1.    Pembuatan suspensi agensia hayati yaitu dengan melarutkan biakan Trichoderma spp. dalam air kemudian menambahkan gula pasir.
2.    Aplikasi suspensi agensia hayati Trichoderma spp dapat menghambat perkembangan patogen jamur yang terdapat pada kopi, cabai, dan pisang.





















DAFTAR PUSTAKA



Barnet, H.L and B.B. Hunter. 1972. Biological Control of Plant Pathogent. W.H. Freeman and Company. San Fransisco.

Kelley, W.D. 1977. Interactions of Phytophthora cinnamomi and Trichoderma spp. in relation to propagule production in soil cultures at 26 degrees C1. Can J Microbiol 23: 288-294.

Sinaga, Meity Suradji. 2006. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Yudiarti, T. 2007. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Graha Ilmu. Jakarta.









































LAMPIRAN

Comments

  1. Saya akan mencadangkan sesiapa yang mencari Pinjaman Perniagaan untuk Le_Meridian mereka membantu saya dengan pinjaman Empat Juta USD untuk memulakan perniagaan Quilting saya dan ia adalah pantas Apabila mendapatkan pinjaman dari mereka itu mengejutkan betapa mudahnya mereka bekerja. Mereka boleh membiayai sehingga $ 500,000.000.00 (Lima Hundred Million Dolar) di mana-mana rantau di dunia selagi ada 1.9% ROI boleh dijamin pada projek-projek.Prosesnya cepat dan terjamin. Ia pastinya pengalaman yang positif.Buat penipu di sini dan hubungi Perkhidmatan Pembiayaan Le_Meridian. lfdsloans@lemeridianfds.com / lfdsloans@outlook.com. WhatsApp ... + 19893943740. jika anda mencari pinjaman perniagaan.

    ReplyDelete

Post a Comment