PENGENALAN INSEKTISIDA
(Laporan Praktikum Bioekologi Hama Tumbuhan)
Oleh
Muhammad Asifa Ussudur
1514121169
Kelompok 10

JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2016
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam
suatu budidaya tanaman tidaklah selalu mendapatkan hasil yang optimum. Hal ini
dikarenakan banyaknya hama atau organisme pengganggu tanaman (OPT) yang sering
menyerang lahan pertanian. Salah satu cara yang dilakukan untuk mencegah ataupun
mengurangi OPT ini yaitu dengan menggunakan pestisida. Pestisida sering
dianggap sebagai jalan terakhir dalam mengendalikan hama oleh para petani.
Pestisida merupakan bahan yang digunakan untuk
mengendalikan, menolak, atau membasmi organisme pengganggu. Sasarannya
bermacam-macam, seperti serangga, gulma, atau mikrobia yang dianggap mengganggu. Penggunaan pestisida harus
mengikuti aturan, supaya tidak membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan,
serta tidak merusak ekosistem (Wikipedia, 2014). Pestisida terdiri dari insektisida,
fungisida, nematisida, herbisida, bakterisida.
Bahan yang mengandung
senyawa kimia yang dapat membunuh serangga. Insektisida memiliki fungsi dan
peranan masing-masing seperti pembunuh tungau, tikus, belalang, dan ulat garayak
adalah insektisida. Selain itu,
insektisida ini memiliki beberapa cara untuk membunuh serangga yang dituju,
seperti masuk melalui pernafasan, masuk melalui lambung dan masuk melalui
kontak tubuh.
Dalam praktikum kali ini akan
dilakukan pengenalan insektisida. Insektisida terdiri dari kimia sintetik dan
nabati, untuk kimia sintetik dalam penggunaanya akan menghasilkan residu.
Sedangkan nabati lebih aman bagi lingkungan
1.2
Tujuan
Adapun
tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui macam-macam merek dagang
insektisida.
2. Mengetahui penggolongan
formulasi pada insektisida.
II. HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
1.1
Hasil
Pengamatan
Adapun
hasil pengamatan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
No
|
Foto
|
Keterangan
|
1.
|
![]() |
Nama
Dagang : Decis 2,5 EC
Bahan Aktif :
Deltametrin 25 g/l
Dosis : 0,5 – 1 ml/l
Konsentrasi : -
Volume Semprot : -
Hama Sasaran :Ulat
grayak
|
2.
|
![]() |
Nama
Dagang : Carbavin 85 WP
Bahan Aktif :
Karbaril 85%
Dosis : -
Konsentrasi : 2 – 4
g/l
Volume Semprot : 600
l/ha
Hama Sasaran : Ulat
grayak
|
3.
|
![]() |
Nama
Dagang : Kusuma bioplus
Bahan Aktif : Beauveria
sp.
Dosis : -
Konsentrasi :100 –
200 ml/ 15 – 20 l
Volume Semprot : -
Hama Sasaran : Rayap,
Thrips
|
4.
|
![]() |
Nama
Dagang : Sevin 85 S
Bahan Aktif :
Karbaril 85%
Dosis : 1,5 kg/ha
Konsentrasi : -
Volume Semprot : 400
- 500 l/ha
Hama Sasaran :
Belalang
|
5.
|
![]() |
Nama
Dagang : Proclaim 5SG
Bahan Aktif :
emamektin benzoat 5%
Dosis :
Konsentrasi : 1 – 2
g/l
Volume Semprot : -
Hama Sasaran : Hama
pada tanaman cabai, kubis dan kedelai
|
6.
|
![]() |
Nama
Dagang : Cascade 50 EC
Bahan Aktif :
Flufenoksuron 50 g/l
Dosis : -
Konsentrasi : 1 – 2
ml/l
Volume Semprot : -
Hama Sasaran : Ulat
grayak
|
7.
|
![]() |
Nama
Dagang : Larvin 375AS
Bahan Aktif :
Tiodicarp 384,83 g/l
Dosis : 2 ml/l
Konsentrasi : 100
ml/l
Volume Semprot : 400
l/ha
Hama Sasaran :Hama
pada tanaman bawang merah
|
8.
|
![]() |
Nama
Dagang : Pestisida Nabati
Bahan Aktif : Ekstrak
tumbuhan
Dosis : -
Konsentrasi : 1l/15l
Volume Semprot : -
Hama Sasaran : Ulat
grayak, wereng coklat, ulat jengkal dll.
|
9
|
![]() |
Nama
Dagang : Diazinon 60 EC
Bahan Aktif :
Diazinon
Dosis : 600 g/l
Konsentrasi : 2 ml/l
Volume Semprot : -
Hama Sasaran : Hama
tanaman kedelai, kelapa, kubis, sawi putih.
|
10
|
![]() |
Nama
Dagang : Sevin 43 FW
Bahan Aktif :
Karbaril 43%
Dosis : 2 l/ha
Konsentrasi : -
Volume Semprot : 500
l/ha
Hama Sasaran :
Belalang kembara
|
1.2
Pembahasan
Pestisida
telah digunakan oleh manusia sejak tahun 1200 SM. Pada saat itu kapur dan abu
kayu digunakan untuk memberantas hama gudang dan demikian pula benih-benih
tanaman. Selain itu tanaman tersebut juga mendapatkan perlakuan pengasapan
untuk melindungi dari gangguan hama. Antara tahun 1783-1885 telah ditemukan
pestisida yang mengandug Bordeaux mixture (BB) yang merupakan senyawa terusi
dengan kapur dan merupakan fungisida yang berperan dalam memberantas cendawan
pada tanaman anggur. Pada tahun 1900 telah ditemukan herbisida yang dikenal
sebagai soil sterilant kemudian dalam tahun 1927 Rotenon dikenal sebagai
insektisida. Pada tahun 1939 ditemukan DDT (Dichloro Diphenyl Trichloroetane)
yang merupakan insektisida ampuh. Kemudian pada tahun 1945 senyawa organosphospor
muncul, kemudian industri jerman menemukan TEPP, Parathion kemudian Malathion.
Sedangkan Diazon ditemukan di Swiss . Berdsarkan organisme pengganggu tanaman
pestisida digolongakan menjadi insektisida, fungisida, nematisida, herbisida,
dan bakterisida (Nurlailiko, 2010).
Formulasi adalah
campuran bahan aktif dengan bahan lainnya dengan kadar dan bentuk tertentu
yang mempunyai daya kerja sebagai Pestisida sesuai dengan tujuan yang
direncanakan, Suspensi merupakan sediaan yang mengandung bahan obat dalam
bentuk halus yang tidak larut tetapi terdispersi dalam cairan sedangkan emulsi
adalah cairan pekat yang terdiri dari campuran bahan aktif, dalam penggunaannya
biasanya dicampur dengan pelarut berupa air (Joenoes, 1990).
Adapun pengenalan insektisida yang
diperknealkan pada praktikum ini penjelasannya adalah sebagai berikut.
a.
Decis
Decis
2,5 EC merupakan salah satu nama dari insektisida kimia yang ada di pasaran.
Dengan kandungan bahan aktif deltametrin sebesar 2,5 gr/L dan racun yang
bersifat kontak, insektisida ini digunakan untuk hama ulat grayak, thrips sp. ,
helopeltes pada tanamn bawang merah, kacang hijau, cabai, jagung dll. Dosis
yang harus digunakan yaitu berkisar antara
0,25-0,30 L/ha dengan volume semprot yang sama besarnya. Hama sasaran insektisida
ini antara lain ulat grayak, trips, dan kutu daun.
b.
Carbavin
85 WP
Carbavin
merupakan insektisida kontak yang termasuk dalam golongan karbamat yang
berbentuk bubuk yang dapat disuspensikan dalam air untuk mengendalikan hama
pada tanaman hortikultura dan perkebunan. Dosis yang digunakan untuk tanaman
hortikultura 2-4 g/L sedangkan untuk tanaman perkebunan sebanyak 0,5 kg/ha.
Dengan volume semprot 400-600 L/ha. Formulasi yang digunakan adalah WP (Wettable Powder). Hama sasarannya antara
lain lalat dau dan wereng coklat pada tanaman padi dan penggerek pucuk pada
tembakau.
c.
Kusuma
bioplus (Beauveria bassiana)
Beauveria bassiana merupakan cendawan entomopatogen yaitu cendawan
yang dapat menimbulkan penyakit pada serangga. Beauveria bassiana secara
alami terdapat di dalam tanah sebagai jamur Saprofit ( cendawan yg hidup dan makan dr bahan organik yg sudah
mati/ busuk, dapat hidup dengan subur pada kayu mati yang sudah lapuk. Bahan
aktif yang terkandung dalam insektisida ini adalah Beauveria sp. Cara cendawan Beauvaria bassiana menginfeksi
tubuh serangga dimulai dengan kontak inang, masuk ke dalam tubuh inang,
reproduksi di dalam satu atau lebih jaringan inang, kemudian kontak dan
menginfeksi inang baru
d.
Sevin 85
FW
Bahan
aktif karbaril yang terdapat pada sevin membunuh serangga dengan mengganggu
fungsi normal system saraf. Impuls saraf ditransmisikan dari satu saraf ke
saraf lainnya melalui senyawa kimia yang disebut acethylcholine. Pada kondisi normal, enzim yang disebut acetylcholinesterase menghancurkan acetylcholine agar impuls saraf lainnya
dapat ditransmisikan. Karbaril akan menghentikan fungsi dari enzim acetylcholinesterase ini, dengan
demikian tidak ada lagi yang menghancurkan acetylcholine,
hal ini dapat menimbulkan kejang, kebingungan, kelumpuhan, dan pada akhirnya
kematian pada serangga.
e.
Proclaim
5 SE
Insektisia
bersifat racun perut untuk mengendalikan hama pada tanaman hortikultura seperti
tomat. Dosis pengaplikasian ialah sebanyak 1-2 g/ 10L air. Formulasi yang
digunakan pada pestisida ini adalah bahan aktif : Emamektin benzoat 5 %, dosis
: -, konsentrasi : 1-2 g/10 L, volume semprot : -, hama sasaran : Hama pada
cabai.
f. Cascade 50 EC
Cascade 50 EC merupakan salah satu merk
dagang insektisida kimiawi yang berbentuk cairan , dimana mengandung bahan
aktif yang disebut Flufenoksuron sebesar 50 gr/L. Insektisida ini dapat digunakan jika tanaman terdapat
kerusakan yang telah mencapai amabang kerusakan. Insektisida ini dapat
digunakan pada tanaman seperti bawang merah, kedelai dan sawit. Dosis yang
perlu digunakan sesuai anjuran adalah 1-2 ml/L pada tanamn bawang merah yang
diserang ulat, 0,25-1,5 ml pada tanaman kdelai yang diserang oelh ulat grayak,
dan 150-300 ml/ha untuk tanaman sawit yang diserang ulat api. Pengaplikasiannya
dapat disemprotkan langsung dengan volume yang tinggi.
g. Larvin 375 AS
Insektisida
ini bekerja dengan cara racun kontak dengan bagian perut atau lambung dari
serangga dan berbentuk tepung yang dapat di suspensikan. Formulasi yang
digunakan pada insektisida ini adalah mengandung bahan aktif : Tiodikarb
384,839/l, dosis : 2 ml/l, konsentrasi : 100 ml/l, volume semprot : 400 l/ha,
dan hama sasaran : Hama pada bawang merah. Cara kerja racun ini adalah dengan
melakuka kontak dengan serangga dan menyerang pada bagian lambung pada
serangga.
h. Pestisida Nabati
Pestisida nabati merupakan salah satu
pestisida yang dianjurkan karena dapat digunakan sebagai pestisida yang ramah
lingkungan. Pestisida nabati merupakan pestisida dengan bahan aktif dari
bagian-bagian tumbuhan seperti sirsak, jeringau dan gadung racun dimana semua
bahan-bahan ini jika digunakan untuk pembuatan pestisida tidak akan mencemari
lingkungan ataupun masalah kesehatan bagi manusia. Pestisida nabati biasanya digunakan untuk tanaman
pangan dan hortikultura dengan hama seperti wereng coklat, ulat grayak, ulat
daun, belalang dll. dosis yang dianjurrkan berkisar 1-15 L/ha. Pestisida nabati
ini berbentuk Emulsion concentrate (EC) atau cairan.
i.
Diazinon
60 EC
Insektisida ini untuk mengendalikan hama Perusak Daun, Ulat Grayak, Cugi,
Kutu Daun, Orong-orong, dan Belalang yang menyerang tanaman. Diazinon 60 EC merupakan Insektisida yang bekerja secara kontak dan lambung sehingga secara cepat
mengendalikan hama pada tanaman Tomat, Jagung, Cabai, Kentang, dan Kacang
Tanah. Formulasi yang terkandung di dalam Diazinon 60 EC ini adalah bahan
aktif : Diazinon, dosis : 600 g/l, konsentrasi : 2 ml/l, volume semprot :
400-600/kali semprotan, hama sasaran : Hama tanaman kedelai (Ulat Grayak, Cugi, Kutu Daun).
j.
Sevin 43
FW
Insektisisda
berbentuk larutan kental untuk mengendalikan hama belalang kembara pada jagung.
Dosis pengaplikasian ialah sebanyak 6 tutup botol/ tangki semprot 15L.
Formulasi yang digunakan adalah bahan aktif : Karbaril 43 %, dosis : 2 L/ha
atau 6 tutup botol, konsentrasi : -, volume semprot : 500 l/ha, hama sasaran :
Belang kembara pada jagung.
Formulasi pestisida yang dipasarkan
terdiri atas bahan pokok yang disebut bahan aktif yang merupakan bahan utama
pembunuh organisme pengganggu dan bahan ramuan (Wudianto, 2010). Formulasi pestisida dapat digolongkan dalam 2 golongan
besar yaitu:
1.
Formulasi cair terdiri dari bahan aktif,
pelarut dan bahan tambahan seperti pengemulsi, perata, dan perekat.
2.
Formulasi Padat mengandung bahan aktif,
bahan pembawa (carier), pembasah dan
perata (Triharso 2004).
Cara
kerja dari insektisida terdiri dari :
a) Racun
perut
Merupakan
insektisida yang membunuh serangga sasaran jika termakan serta masuk ke dalam
organ pencernaanya.
b) Racun
kontak
Merupakan
insektisida yang masuk ke dalam tubuh serangga sasaran lewat kuit (kutikula)
dan ditransportasikan ke bagian tubuh serangga tempat insektisida aktif bekerja
seperti pada susunan saraf dari serangga tersebut.
c) Racun
inhalasi
Merupakan
insektisida yang bekerja lewat sistem pernapasan. Serangga hama akan mati jika
insektisida dalam jumlah yang cukup masuk ke dalam sistem pernapasan serangga
dan selanjutnya ditransportasikan ke tempat racun tersebut bekerja (Djojosumarto,
2008).
d) Antraktan
Zat
kimia yang baunya menyebabkan serangga menjadi tertarik. Sehingga dapat
digunakan sebagai penarik serangga dan menangkapnya dengan perangkap
e) Chemosterilan
Zat
kimia yang berfungsi untuk mensterilkan serangga atau hewan bertulang belakang
(Sudarmono, 1991).
Dosis merupakan
jumlah pestisida yang dicampurkan atau diencerkan dengan air digunakan untuk
menyemprot hama atau penyakit tanaman dengan luas tertentu. Sedangkan
konsentrasi adalah banyaknya pestisida per volume adukan jadi. Umumnya
dinyatakan dalam persen. Konsentrasi larutan semprot ditentukan oleh dosis
pestisida dan volume semprot yang diperlukan untuk per satuan luas (Lukito,
2004).
III. KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan yang diperoleh dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Merek dagang dari
insektisida yang diperkenalkan adalah Decis 2,5 EC, Carbavin, Kusuma bioplus,
Sevin 85 S, Proclaim 5SG, Cascade 50EC, Larvin 375AS, Pestisida nabati,
Diazinon 60EC, dan Sevin 43FW.
2. Penggolongan
formulasi dalam golongan besar yaitu formmulasi cair dan formulasi padat.
DAFTAR PUSTAKA
Djojosumarto, P.
2008. Pestisida Dan Aplikasinya. PT
Agromedia Pustaka. Jakarta.
Joenoes, 1990. Perbedaan
Formulasi, Suspensi, dan Emulsi. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26587/3/Chapter%20II.pdf. Diakses Pada 04
Desember 2016 Pukul 21.00 WIB.
Lukito, A.M. 2004.
Panduan Lengkap Budidaya Kakao. PT
Agromedia Pustaka. Jakarta.
Nurlailiko, 2010. Sejarah
Pestisida. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1
/105/jtptunimus-gdl-nurlailiko-5205-3-bab2.pdf. Diakses Pada
04 Desember 2016 Pukul 19.50 WIB.
Sudarmono, S.
1991. Pestisida. Kanisius.
Yogyakarta.
Triharso. 2004. Dasar-dasar
Perlindungan Tanaman. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Wikipedia, 2014. Definisi
Pestisida. http://id.wikipedia.org/wiki/Pestisida Diakses Pada 04 Desember 2014 Pukul 21.10 WIB.
Wudianto, R. 2010. Petunjuk
Penggunaan Pestisida. Penebar Swadaya. Jakarta.
LAMPIRAN
Comments
Post a Comment