PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM
PENYAKIT TUMBUHAN
(Laporan Praktikum
Bioekologi Penyakit Tumbuhan)
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengenalan alat merupakan langkah pertama sebelum kita melakukan percobaan
atau penelitian. Dengan mengenal alat, kita dapat mengetahui fungsi
masing-masing bagian dari alat tersebut serta cara pengoperasian atau
penggunaan alat-alat yang akan digunakan dalam percobaan atau penelitian yang
dilakukan. Dan dengan kita mengetahui akan fungsi dan carapenggunaan
alat-alat yang akan digunakan dapat memperlancar jalannya suatupercobaan atau
penelitian.
Penggunaan alat-alat laboratorium merupakan suatu cara untuk mengetahui
nama dan fungsi alat-alat laboratorium. Dalam menggunakan alat-alat
laboratorium, sebaiknya pengguna melakukan sterilisasialat-alat laboratorium
yang akan digunakan. Sterilisasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
menghilangkan mikroba yang tidak diinginkan.
Dengan pengenalan alat-alat laboratorium, kita dapat mengetahui berbagai
macam alat yang terdapat dilaboratorium. Selain itu kita juga dapat
meminimalisir resiko kesalahan kerja pada saat melakukan percobaan.
Alat-alat laboratorium mempunyai cara dan prinsip kerja yang berbeda pada
setiap alatnya.
1.2 Tujuan percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai
berikut :
1.
Mengenal
berbagai jenis peralatan dalam laboratorium penyakit tumbuhan.
2.
Mengetahui nama, fungsi, dan cara kerja dari tiap-tiap alat.
II. METODOLOGI PERCOBAAN
2.1 Alat dan Bahan
Adapun alat alat yang
digunakan pada praktikum kali ini adalah mikroskop majemuk, oven, autoklaf, orbital shaker,
hot plate, coloni counter, Laminar Air Flow, spectropothomerter, water
distiller, rota mixer, hymocitometer, magnetic stirrer, dan pulpen dan kertas
untuk mencatat.
2.2 Cara kerja
Adapun
cara kerja dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut
1. Diamati dengan baik gambar setiap alat yang sudah
disiapkan.
2. Diberikan keterangan berupa rincian nama, bagian-bagian
alat, dan fungsinya.
3. Diberikan penjelasan singkat tentang prinsip kerja
beberapa alat penting yang diamati.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1
Data
Pengamatan
No.
|
Nama dan Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
Mikroskop majemuk
![]() |
1. Lensa objektif
2. lensa okuler
3. pengatur halus
4. pengatur kasar
5. meja preparat
6. kaca preparat
7. tombol on/off
|
2.
|
Autoklaf
![]() |
1. pengait pada tutup
2. tombol on/off
3. kabel penghubung arus listrik
|
3.
|
Laminar Air Flow
![]() |
1. tombol on/off
2. tombol pengatur
|
4.
|
Colony counter
![]() |
1. kaca pembesar
2. tempat meletakkan preparat
3. tombol on/off
4. pena penghitung koloni
|
5.
|
Haemocytometer
![]() |
1. kaca haemocytometer
|
6.
|
Spektrofotometer
![]() |
1. tombol on/off
2. tempat meletakkan cawan petri atau preparat
3. layar monitor
4. tombol pengatur
|
7.
|
Water destiler
![]() ![]() |
1. tombol on/off
2. tempat keluar air destilasi atau aquades
|
8.
|
Rotta mixer
![]() |
1. tombol on/off
2. pengatur kecepatan getaran
3. tempat meletakkan tabung reaksi yang berisi
larutan yang akan dihomogenkan.
|
9.
|
Oven
![]() |
1. tombol on/off
2. pengatur suhu
3. pengatur waktu
4. pintu oven
|
10.
|
Magnetic Stirrer
![]() |
1. Tombol On/Off
2. Pemutar kecepatan magnet berputar
3. Gelas piala
4. Batang magnet
|
11.
|
![]() |
1.
alas tempat media
2.
tombol on/off
3.
kaki
|
3.2
Pembahasan
Praktikum yang berjudul “Pengenalan Alat
alat laboratorium” ini membahas mengenai alat-alat yang akan dipergunakan pada
praktikum Mikrobiologi Umum. Pada praktikum pertama ini, kami dikenalkan pada
beberapa peralatan yang nantinya akan digunakan di praktikum bioekologi
penyakit tanaman, diantaranya yaitu autoclave, oven, Laminar Air Flow, shaker,
rota mixer dan lainnya. Setiap alat tentu saja memiliki fungsi dan cara kerja
yang berbeda. Oleh karena itu pengenalan sebelum melakukan praktikum sangatlah
penting.
Mikroskop majemuk berfungsi untuk melihat mikroorganisme atau benda-benda
renik yang tidak dapat dilihat oleh mata
telanjang. Prinsip kerja dari mikroskop majemuk ini adalah dengan memancarkan
cahaya melalui sumber cahaya, kemudian diteruskan hingga lensa objektif.
Sesampai di lensa objektif bayangan yang dihasilkan maya, terbalik dan
diperbesar. Selanjutnya bayangan akan diteruskan dan menghasilkan bayangan
tegak, nyata dan diperbesar oleh mata pengamat. Semakin
banyak cahaya yang dipancarkan, maka semakin terang pula mikroorganisme yang
dilihat pengamat. Mikroskop majemuk ini memiliki
pembasaran di lensa objektif (4x, 10x, 40x, 100x). Jika perbesaran sampai 100x
maka memerlukan bantuan minyak imersi supaya mengurangi goresan antara lensa
dan kasa preparat.
Autoclafe berfungsi untuk mensterilkan alat-alat
laboratorium dalam sterilisasi basah. Prinsip kerja autoclafe yaitu memasukkan alat yang akan disterilkan, kemudian penutup autoclafe dikatupkan dan clamp bolt dikencangkan. Pengatur tempat keluar uap air dibiarkan tetap terbuka
sampai udara yang di dalam autoclafe keluar. Jika sterilisasi telah selesai
autoclafe, biarkan saja tekanannya turun sampai nol. Selanjutnya keran pengatur
uap air dibuka perlahan (Entjang, 2003).
Fungsi dari Laminar Air Flow (LAF) yaitu untuk pengerjaan dalam
keadaan steril (secara aseptis) karena memiliki pengaturan dan penyaringan
aliran udara. Prinsip kerjanya alat ini ialah menyemprotkan alkohol ke dalam
LAF dan menghidupkan lampu UV selama 10-15 menit, memastikan pintu tertutup dengan
rapat. Jiak sudah siap digunakan matikan lampu UV. Menyalakan lampu blower
kemudian masukkan alat dan bahan yang diperlukan saat bekerja. Menata alat dan
bahan yang telah dimasukan ke laminar air flow serapih mungkin, sehingga
efektif dalam bekerja dan tercipta areal yang benar-benar steril. Kerja secara
aseptis dan jangan sampai pola aliran udara terganggu oleh aktivitas kerja.
Coloni counter digunakan untuk menghitung jumlah coloni dari
bakteri. Penghitungan dengan alat ini disebut
penghitungan secara tidak langsung. Prinsip kerja alat coloni counter yaitu
setelah mengaktifkan atau di-ON kan, cawan petri yang berisi bakteri atau jamur
dituang ke tempat media di coloni counter, kemudian mengatur alat penghitung
pada kondisi (000) dan selanjutnya menghitung dengan menggunakan pena penunjuk
sambil melihat jumlah coloni yang sudah terhitung pada layar hitung (Choudhary, 2008).
Haemocytometer berfungsi
sebagai menghitung mikroba jamur. Menghitung mikroba dengan alat ini disebut
penghitungan secara langsung. Prinsip kerja dari alat ini adalah meletakkannya
di meja preparat mikroskop, di bawah lensa objektif. Sebelum di letakkan di
meja preparat tuang terlebih dahulu suspensi yang akan dihiutng mikrobanya.
Selanjutnya menghitung mikroba dengan manual melalui lensa okuler. Penghitungan
dapat dilakukan dengan ukuran kotak besar, sedang dan kecil. Haemocytometer
memiliki 9 kotak besar, 25 kotak sedang, dan 16 kotak kecil (Hafsah, 2009).
Spectrofotometer berfungsi untuk mengukur
jumlah pertumbuhan bakteri. Prinsip kerja spectrofotometer ialah membiaskan cahaya kedalam tabung reaksi yang
berisi sampel larutan, setelah itu sebagian sinar akan ada yang diteruskan dan
sebagian lagi akan diserap. Saat pemasangan tabung reaksi ke dalam
spectrofotometer dilarang menggunakan
tangan, karena jika minyak yang ada pada tangan akan menempel pada tabung
reaksi dan mempengaruhi hasil akhirnya (Dwidjoseputro,
2003).
Water distiller berfungsi
untuk menyuling air sehingga menghasilkan aquades. Prinsip kerja dari alat ini
adalah menekan tombol on/off , kemudian menekan tombol menu, pilih ap mode dengan menggunakan tombol panah atas atau
panah bawah, kemudian tekan tombol enter (Hadioetomo, 1990).
Rotamixer berfungsi
untuk menghomogenkan larutan. Prinsip kerjanya yaitu menghubungkan kabel
penghantar listrik ke sumber listrik. Selanjutnya meletakkan tabung reaksi yang
berisi larutan di posisi paling atas, lalu menekan tombol manual jika ingin
mengatur perputaran rotamixer, tekan tombol otomatis jika ingin berputar secara
otomatis.
Oven biasa digunakan untuk
mensterilkan alat- alat laboratorium terutama alat gelas (sterilisasi kering). Alat ini memiliki prinsip kerja yaitu pertama
melakukan pemeriksaan terlebih dahulu terhadap tegangan yang akan dibutuhkan
untuk mengoperasikan oven, biasanya 110 sampai 220 volt. Selanjutnya menekan
tombol saklar power lampu menyala, kemudian tahap selanjutnya mengatur suhu
dalam ruangan oven sesuai yang diinginkan. Mengatur suhu dapat dilakukan dengan
cara memutar pengatur suhu (Hadioetomo, 1990).
Shaker berfungsi untuk menghomogenkan larutan, sehingga menghasilakn
larutan yang homogen. Prinsip kerja alat shaker yaitu suatu tabung erlenmeyer yang berisi larutan
diletakkan di atas
shaker (penjepit) kemudian
menyalakan shaker untuk mengaduk larutan yang berada di dalam tabung erlenmeyer (Dwidjoseputro,
2003).
Hot plate berfungsi
menghomogenkan larutan dan tetap menjaganya dalam keadaan panas. Prinsip kerja alat ini adalah menghubungkan kabel
listrik ke sumber listrik. Erlenmeyer yang telah berisi larutan diletakkan di
meja tempat media, kemudian menekan tombol on/off dan sekaligus mengatur waktunya
sesuai yang diinginkan
Magnetic
stirrer adalah alat yang digunakan untuk menghomogenkan larutan. Prinsip kerja
dari alat ini adalah menggunakan magnet untuk memutar dan membetuk arus
sehingga suatu zat dapat homogen (Hafsah, 2009).
VI. KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan dari praktikum kali ini adalah :
1.
Alat-alat laboratorium yang diperkenalkan ada dua belas yaitu:
mikroskop majemuk, autoclafe, Laminar Air Flow, coloni counter, haemocytometer,
spectrofotometer, water
destiller, rotamixer, oven, shaker, hot plate dan magnetic
stirrer.
2.
Setiap
alat yang digunakan dalam praktikum ini memiliki nama dan fungsinya
masing-masing, sehingga diperlukan pengenalan terhadap alat-alat yang akan
digunakan.
3.
Penguasaan
dan pemahaman dalam penggunaan alat-alat akan sangat membantu dan menghindari
kegagalan dalam praktikum ini.
4.
Setiap alat memiliki fungsi yang
berbeda, ada yang sama tetapi cara penggunaannya berbeda misalnya rotamixer dan
shaker.
5.
Semua alat memilik cara kerja yang
berbeda, misalnya antara autoclafe dan oven.
DAFTAR PUSTAKA
Choudhary, M.I., 2008. Keselamatan
dan Keamanan Laboratorium Kimia. Yudsitira. Jakarta.
Dwidjoseputro, D. 2003. Dasar-dasar Mikrobiologi.
Djambatan. Jakarta.
Entjang
Indan, dr. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung.
Hadioetomo,
R, S. 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam
Praktek. Gramedia. Jakarta.
Hafsah.
2009. Mikrobiologi Umum. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Makassar.
Comments
Post a Comment