PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Trichoderma sp.(Suhu dan Kelembaban)






PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Trichoderma sp.(Suhu dan Kelembaban)
(laporan praktikum bioekologi penyakit tumbuhan)




I.     PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang

Makhluk hidup yang ada di bumi tidak hanya terdiri dari makhluk hidup yang dapat dilihat oleh mata telanjang, tetapi ada juga mikroorganisme yang berukuran kecil dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan teknik dan peralatan khusus. Mikroorganisme (jasad renik) merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil. Mikroorganisme mempengaruhi kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung yang bisa berperan sebagai kawan maupun lawan bagi kehidupan manusia. Mikroorganisme juga merupakan makhluk hidup, untuk memeliharanya dibutuhkan medium yang harus mengandung semua zat yang diperlukan untuk pertumbuhannya, antara lain senyawa-senyawa organik (protein, karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin).

Sebelum menumbuhkan mikroorganisme dengan baik, langkah pertama  harus dapat dipahami kebutuhan dasar mikroorganisme lalu mencoba memformulasikan suatu medium yang memberikan hasil terbaik. Potato Dextrose Agar merupakan salah satu media  yang banyak digunakan untuk membiakkan suatu mikroorganisme, baik itu berupa cendawan/fungi, bakteri, maupun sel makhluk hidup.  Potato Dextrose Agar merupakan paduan yang sesuai untuk menumbuhkan biakan. Karena ekstrak potato (kentang) merupakan sumber karbohidrat, dextrose (gugusan gula, baik itu monosakarida atau polysakarida) sebagai tambahan nutrisi bagi biakan , sedangkan agar merupakan bahan media/tempat tumbuh bagi biakan yang baik, karena mengandung cukup air
(Harman, 2000).

Trichoderma sp. adalah cendawan saprofit tanah yang secara alami dapat dimanfaatkan sebagai agens hayati, karena memiliki sifat antagonisme terhadap patogen berupa kompetisi ruang dan nutrisi, mikoparasit dan antibiosis. Selain itu cendawan Trichoderma sp. juga memiliki beberapa kelebihan seperti mudah diisolasi, daya adaptasi luas, mudah ditemukan di tanah areal pertanaman, dapat tumbuh dengan cepat pada berbagai substrat, memiliki kisaran mikroparasitisme yang luas dan tidak bersifat patogen pada tanaman (Howell, 1997).

Selain itu pertumbuhan jamur sendiri banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan khususnya suhu dan cahaya. Oleh karena itu untuk mengetahui pengaruhnya terhadap lingkungan maka dilakukannya praktikum ini.

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.    Mengetahui pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan jamur Trichoderma sp.
2.    Mengetahui pengaruh yang menentukan pertumbuhan jamur Trichoderma sp.
3.    Mengetahui faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jamur Trichoderma sp.


























II.  METODELOGI PRAKTIKUM


3.2    Alat dan Bahan

Adapun alat-alat yang digunakan pada saat praktikum ini yaitu kulkas (lemari pendingin),incubator, rak, cawan petri, penggaris, spidol, jarum ent, bunsen, solasi dan LAF. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan yaitu biakan patogen jamur Trichoderma sp, media PDA, dan alkohol.


2.2 Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja yang dilakukan saat praktikum ini yaitu
1.      Disiapkan biakan jamur Trichoderma
2.      Nyalakan bunsen, lalu diambil cawan yang berisi jamur dan diputer-puter (disterilisasikan) dekat bunsen setelah itu letakkan.
3.      Diambil cawan dan jarum ent, kemudian sterilisasikan.
4.      Diambil jamur trichoderma dengan jarum ent,lau diletakkan di cawan yang kosong.
5.      Cawan kemudian direkatkan dengan solasi.
6.      Masing-masing cawan petri yang telah berisi biakan jamur, di inkubasi pada suhu 5 derajat C (kulkas), 25 derajat (lemari), 37 derajat (ruang terbuka), dan 50 derajat (incubator).
7.      Diamati setelah 48 jam, 72 jam,96 jam dan 120 jam.
8.      Diukur diameter biakan jamur setiap waktu pengamatan.












III.   HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


3.1  Hasil Pengamatan

Adapun hasil yang diperoleh dari pengamatan ini adalah sebagai berikut :

No
Gambar
Keterangan
1
Pengamatan Ke-1
a)      Inkubator
b)      Freezer
a)      diameter 1 cm
Spora Berwarna kecoklatan




b)      diameter 1 cm
tidak ada spora yang menyebar
2
Pengamatan Ke-2
a)      Inkubator

b)      freezer

a)      diameter 5 cm
Spora Berwarna kecoklatan dan tumbuh lebih besar dari pengamatan ke 1
b)      freezer 1,75 cm
tidak ada spora yang menyebar


3
Pengamatan Ke-3
a)      Inkubator
b)      freezer

a)      diameter 7 cm
Perkembangan dimeternya sangat pesat dan bertambah lebih banyak

b)      diameter 2 cm
Perkembangan cukup lambat


3.2    Pembahasan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, baik sebelum dilakukan pengamatan hingga sesudah dilakukan pengamatan perkembangan jamur Trichoderma sp setiap hari nya mengalami perubahan perkembangan. Setiap melakukan pengamatan praktikan selalu melakukan pengukuran diameter perkembangan biakan jamur Trichoderma sp. Praktikan melakukan pengamatan sesuai dengan waktu yang ditentukan dan setiap pengukuran yang praktikan lakukan yaitu dengan menggunakan penggaris 30 cm dan diukur vertikal-horizontal. Setelah dilakukan pengukuran praktikan mengambil poto dan mengembalikannya ke tepat semula.

Koloni Trichoderma sp pada media agar pada awalnya berwarna putih selanjutnya miselium akan berubah menjadi kehijau-hijauan lalu terlihat sebagian besar berwarna hijau dan ditengah koloni dikelilingi misellium yang masih berwarna putih dan pada akhirnya seluruh medim akan berwarna hijau. Berdasarkan hasil yang telah didapatkan dari percobaan yang sudah dilakukan nampak bahwa apa yang dilakukan hasilnya sama seperti teori sebelumnya, seperti yang sudah praktikan sebutkan diatas.
Pada umumnya jamur Trichoderma sp. Hidup ditanah yang lembab, asam dan peka terhadap cahaya secara langsung. Pertumbuhan Trichoderma sp. Yang optimum membutuhkan media dengan Ph 4-5. Kemampuan jamur ini dalam menekan jamur patogen lebih berhasil pada tanah masam daripada tanah alkalis. Kelembaban yang dibutuhkan berkisar antara 80-90%. Mekanisme kerja jamur Trichoderma sp. Sebagai agen pengendalian hayati adalah antagonis terhadap jamur lain. Penekanan patogen berlangsung dengan proses antibiosis parasitisme, kompetisi O2 dan ruang yang dapat mematikan patogen tersebut (Nurbailis, 2005).

Suhu berpengaruh sebagai pembeda (differentiating effect) yaitu bersifat menghambat atau mempercepat, jadi bukan sebagai faktor penentu. Suhu dapat mempengaruhi banyaknya spora yang berkecambah, kecepatan dan tipe perkecambahan. Pada umumnya suhu minimum untuk perkecambahan spora adalah 1-3°C dan suhu maksimum adalah 30-36°C, sedangkan suhu optimumnya tergantung pada masing-masing jenis patogen. Sering kita kenal adanya patogen khas dataran rendah, dan adanya patogen khas dataran tinggi. Dalam hal ini faktor suhu memegang peranan dalam menentukan kemampuan hidup dari patogen tersebut. Jamur Trichoderma sp. Dapat berkembang baik pada suhu normal ruangan dan pada tempat yang cahayanya tercukupi. Jadi jamur hal tersebut merupakan suhu yang ideal untuk pertumbuhan jamur tersebut.

Pengaruh sinar terhadap patogten bersifat langsung dan tidak langsung. Secara tidak langsung sinar berpengaruh terhadap kelembapan, dan secara langsung sinar berpengaruh terhadap patogen yang berada di luar jaringan tanaman. Sinar cahaya tampak (visible light) yang secara kasarnya mempuntyai panjang gelombang 400-800 nm, hanya sedikit berpengaruh terhadap perkecambahan spora, kecuali apabila sinar tersebut sangat tinggi intensitasnya sehingga sifatnya menjadi memanaskan.

Pengaruh cahaya pada pertumbuhan jamur Trichoderma sp sangat terlihat jelas sekali pada praktikum ini dikarenakan diameter dari tiap masing-masing kelompok yang mengamati pertumbuhan jamur  pada cahaya lebih besar diameternya dibandingkan dengan tidak terdapat cahaya.

Kontaminasi pada sampel yang terjadi diakibatkan karena jamur Tricoderma sp. pada saat mengembang biakan terkontaminasi dengan faktor lingkungan luar seperti tangan kurang bersih, ngobrol ketika di depan Laminar Air Flow ataupun faktor lainnya yang memungkinkan udara membawa masuk telur serangga sehingga dapat terkontaminasi. Akibatnya pada pengamatan terdapat belatung yang tumbuh pada media tersebut.









































IV.   KESIMPULAN


Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.    Cahaya yang cukup dan suhu kamar membuat jamur Trichoderma sp. dapat tumbuh dengan baik.
2.    Faktor yang menentukan dalam .faktor lingkungan yaitu cahaya dan suhu.
3.    Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Trichoderma sp yaitu; suhu, kelembaban,cahaya, ph dan enzim.









DAFTAR PUSTAKA

Harman. 2000. Uji Antagonis Jamur Trichoderma sp. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Howell, dkk. 1997. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Nurbailis, dkk. 2005. Uji Antagonis. Penebar swadaya. Jakarta








Data Perkembangan Pertumbuhan Jamur Trichoderma sp


Tabel Pengaruh Suhu
Tabel 1. Kulkas
No.
Data
Kelompok
Pengamatan
Ke-1 (cm)
Pengamatan
Ke-2 (cm)
Pengamatan Ke-3 (cm)
1
Kelompok 1
3


2
Kelompok 2
1


3
Kelompok 3



4
Kelompok 4
1
1,75
2
5
Kelompok 5




Tabel 2. Inkubator
No.
Data
Kelompok
Pengamatan
Ke-1 (cm)
Pengamatan
Ke-2 (cm)
Pengamatan Ke-3 (cm)
1
Kelompok 6



2
Kelompok 7
6,3
6,3

3
Kelompok 8
3
7,5
9
4
Kelompok 9
2

4
5
Kelompok 10
1
6
8,5


Tabel Pengaruh Cahaya
Tabel 3. Inkubator
No.
Data
Kelompok
Pengamatan
Ke-1 (cm)
Pengamatan
Ke-2 (cm)
Pengamatan Ke-3 (cm)
1
Kelompok 1
1
5
9
2
Kelompok 2
3
4
9
3
Kelompok 3



4
Kelompok 4
1
5
7
5
Kelompok 5
2
4
9
Tabel 4. Ruang Terbuka
No.
Data
Kelompok
Pengamatan
Ke-1 (cm)
Pengamatan
Ke-2 (cm)
Pengamatan Ke-3 (cm)
1
Kelompok 6



2
Kelompok 7
2,5
2,8
9,3
3
Kelompok 8
2,5
6
9
4
Kelompok 9
1,5

2
5
Kelompok 10
1
6
9



Comments