ISOLASI PATOGEN TUMBUHAN (POSTULAT KOCH I)
(Laporan Praktikum
Bioekologi Penyakit Tumbuhan)
Oleh
Muhammad Asifa Ussudur
1514121169
Kelompok 4
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap tanaman yang dibudidayakan memiliki hama dan
penyakitnya masing-masing, maksudnya adalah setiap tanaman memiliki hama dan
penyakit khusus yang dapat menyerang tanaman yang dibudidayakan, namun ada juga
hama dan penyakit yang dapat menyerang beberapa tanaman yang menjadi inangnya. Postulat Koch merupakan salah satu metode yang dapat dilakukan
untuk membuktikan penyebab suatu penyakit. Metode yang diperkenalkan oleh Robert Koch(1884)
ini memiliki empat syarat yang harus dipenuhi untuk dapat membuktikan suatu
patogen apakah benar-benar dapat menimbulkan penyakit pada inangya atau tidak.
Semua dari syarat tersebut harus terpenuhi untuk dapat menentukan hubungan
keterkaitan antara patogen penyebab penyakitdan inangnya. Sejarahnya Robert
Koch menerpakan metode ini untuk menentukan tuberkulosis dan etiologi
antraks, namun sekarang telah diujikan pada
berbagai jenis penyakit.
Syarat yang diperlukan suatu
organisme agar dapat ditetapkan sebagai penyebab penyakit adalah sebagai
berikut : Organisme (patogen) harus ditemukan dalam tanaman yang sakit, tidak
pada yang sehat. Lalu
organisme harus diisolasi dari tanaman sakit dan dibiakkan dalam kultur murni. Kemudian organisme yang dikulturkan harus menimbulkan penyakit pada
tanaman yang sehat. Terakhir organisme tersebut harus diisolasi ulang dari
tanaman yang dicobakan tersebut dan harus menghasilkan biakan murni yang sama
dengan biakan pada isolasi pertama kali. Penerapan metode ini tidak bisa
dilakukan patogen yang bersifat parasit obligat, karena patogen tidak dapat
dimurnikan dalam media buatan.
Postulat Koch atau Postulat Henle-Koch ialah 4 kriteria yang dirumuskan
Robert Koch pada1884 dan disaring dan diterbitkannya pada 1890. Percobaan
Koch dan peneliti-peniliti telah membuktikan bahwa jasad renik tertentu
menyebabkan penyakit tertentu pula yang dikenal dengan postulat Koch. Dalam
Postulat Koch disebutkan, untuk menetapkan suatu organisme sebagai penyebab
penyakit, maka organisme tersebut harus memenuhi sejumlah syarat. Pertama,
organisme selalu berasosiasi dengan inang dalam semua kejadian penyakit. Kedua,
organisme (patogen) dapat diisolasi dan dikulturkan menjadi biakan murni.
Ketiga, hasil isolasi saat diinokulasikan pada tanman sehat akan menghasilkan
gejala penyakit yang sama dengan tanaman yang telah terkena penyakit. Keempat,
dari tanaman yang telah diinokulasi didapatkan hasil isolasi yang sama dengan
hasil isolasi yang pertama.
Postulat Koch ini dapat membuktikan bahwa hasil isolasi tanaman sakit
jika diinokulasikan pada tanman sehat akan menghasilkan gejala penyakit yang
sama dengan tanaman yang telah terkena penyakit. Praktikum kali ini akan
mengisolasi bagian tumbuhan cabai diambil bagiannya dari yang sakit
ke bagian yang masih sehat.
1.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1.
Mengenal dan mengetahui cara cara
isolasi pathogen tumbuhan
2.
Mengenal dan mengatahui morfologi
pathogen secara mikrokopis
3.
Mengetahui hasil dari inokulasi
buatan.
II.
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1 Alat dan Bahan
Adapun
alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut, laminar air flow, silet, jarum ose,
pembakar Bunsen, tisu, mikroskop majemuk, kaca preparat, jarum pentul, sedotan,
tisu, nampan, plastic warp, lem
isolasi, spatula, hansprayer, rotamixer,
gelas ukur, Erlenmeyer, cawan petri.
Sedangkan
bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah media PSA, alkohol 70%, bagian
tanaman yang bergejala, dan PSA.
1.3 Cara Kerja
Pada
praktikum kali ini, praktikan melakukan percobaan sebagai berikut :
1. Dilakukan
disinfeksi tempat meja kerja praktikum dengan alkohol 70%.
2. Dilakukan
disinfeksi pada permukaan bagian tanaman yang akan diambil, untuk jaringan
tebal dilap dengan alkohol 70%, lakukan pemotongan pada perbatasan daerah yang
sakit dan sehat.
3.
Untuk
jaringan yang tipis, sediakan tiga cawan petri steril, cawan 1 diisi dengan air
steril, cawan 2 diisi dengan larutan klorok 0,5%, cawan 3 diisi air steril.
4. Dipotong
bagian tanaman pada perbatasan daerah yang sakit dan sehat ( + 0,5 cm2 ),
kemudian dimasukkan ke dalam cawan 1 selama 30 detik, lalu dimasukkan kecawan 2
selama 2 menit, lalu dimasukkan kedalam cawan 3 selama 30 detik. Setelah itu
dikeringkan dengan cara diletakkan diatas tisu.
5. Untuk
penyakit yang disebabkan oleh jamur, dipotong langsung dimasukkan kedalam media
PDA (cara penanaman jaringan). Untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri,
potongan tadi dimasukkan kedalam air steril 10 ml, dihomogenkan lalu
suspensinya digoreskan pada media PDA dengan menggunakan jarum ose (cara pengengenceran).
6. Pengamatan
dilakukan setiap hari dengan dicatat mulai tumbuhnya jamur ataupun bakteri yang
diisolasi, warna koloni, gambar/foto bentuk koloni.
7. Pada
pekan depan praktikum, dilakukan pengamatan secara mikroskopis untuk melihat
morfologi jamur yng tumbuh dalam media cawan..
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Data
Pengamatan
Adapun data pengamatan yang dilakukan adalah sebagau
berikut.
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
|
Pengamatan A dilakukan pertama kali dan masih belum
terlihat jelas infekasi dari Collentricium
capsici
|
2.
|
|
Pengamatan B dilakukan pertama kali dan masih belum
terlihat jelas infekasi dari Collentricium
capsici
|
3.
|
|
Pengamatan A dilakukan terlihat bahwa ada
bercak-bercak kecoklatan yang membentuk seperti kipas
|
4.
|
|
Pengamatan B dilakukan terlihat bahwa ada
bercak-bercak kekuningan yang tersebar dan terdapat warna putih di
pinggirnya.
|
3.2
Pembahasan
Dari data yang terdapat pada
tabel bahwa praktikum belum dikatakan berhasil, karena masih banyak
terdapat kontaminasi pada biakan biakan yang dibuat. Pada media
a dan b terdapat
kontaminasi karena terdapat banyak kehitaman dan kekuningan. Hasil
tersebut belum diketahui pasti akibatnya karena tidak dilakukan pengamatan
secara mikroskopis.
Postulat Koch merupakan salah satu
metode yang dapat dilakukan untuk membuktikan penyebab suatu penyakit. Metode
yang diperkenalkan oleh Robert Koch(1884) ini memiliki empat syarat yang harus
dipenuhi untuk dapat membuktikan suatu patogen apakah benar-benar dapat
menimbulkan penyakit pada inangya atau tidak. Semua dari syarat tersebut harus
terpenuhi untuk dapat menentukan hubungan keterkaitan antara patogen penyebab
penyakitdan inangnya. Sejarahnya Robert Koch menerpakan metode ini untuk
menentukan tuberkulosis dan etiologi antraks, namun sekarang telah diujikan
pada berbagai jenis penyakit (Semangun, 2004).
Ada empat ketentuan di postulat Koch, yaitu :
1.
Mikroorganisme tertentu yang dicurigai harus selalu
dijumpai berasosiasi dengan organisme yang sakit
2. Mikroorganisme
yang dicurigai tersebut harus dapat dipisahkan (diisolasi) dari organisme sakit
dan dibiakkan menjadi biakan murni di laboratorium.
3. Biakan murni
mikroorganisme yang dicurigai, akan menimbulkan penyakit yang sama jika dengan
sengaja ditularkan (diinokulasikan) kepada organisme sejenis yang rentan
(susceptible)
4. Dengan
menggunakan prosedur laboratorium, mikroorganisme yang sama harus dapat
diperoleh dari organisme rentan yang sakit karena sengaja ditulari (Agrios,
2005).
Adapun lang kah kerja pada Postulat
koch adalah sebagai berikut::
1.
Patogen harus selalu didapatkan berasosiasi dengan tanaman sakit.
2.
Patogen dari tanaman sakit harus dapat diisolasi dan ditumbuhkan pada media
biakan murni.
3.
Patogen yang tumbuh pada biakan murni harus dapat direinokulasikan dan
ditumbuhkan pada tanaman yang sakit terdahulu.
4.
Patogen pada tanaman sakit akibat reinokulasi harus dapat di reisolasi dan
dapat ditumbuhkan pada biakan murni.
Bioekologi
penyakit jamur Colletotrichum capsici
yaitu :
Klasifikasi jamur Colletotrichum
capsici pada tanaman Cabai (Capsicum annum) yaitu kingdom Fungi, divisio
Achomycota, kelas Sodaliomychetes, ordo Phyllachorallet, famili Phyllachoraceae,
genus Colletotrichum, dan spesies Colletotrichum capsici .Siklus hidup dari jamur Colletotrichum
capsici yang terdapat pada tanaman Cabai (Capsicum annum)
yaitu berawal dari buah masuk menginfeksi biji. Pada
umumnya jamur ini menginfeksi semai yang tumbuh dari biji buah yang sakit.
Jamur ini juga menyerang daun dan batang, hingga buah tanaman dan dapat
mempertahankan dirinya dalam sisa-sisa tanaman sakit. Konidia
Colletotrichum capsici berwarna
abu-abu keputihan, melengkung seperti bulan sabit dan berakhir meruncing pada
kedua ujungnya.
Gejala
serangan yang ditimbulkan oleh jamur Collectotrichum capsici yang
terdapat pada tanaman cabai yaitu mula-mula berbentuk bintik-bintik kecil berwarna
kehitaman dan berlekuk. Bintik-bintik
ini tepinya berwarna kuning, membesar dan memanjang. Bagian tengahnya menjadi
semakin gelap (Semangun,
2004).
Gejala morfologi
Cabai (Capsicum annum) yang terserang
jamur Colletotrichum capsici tampak
terlihat bercak-bercak berwarna hitam, pada cabai terlihat lubang. Cabai (Capsicum annum) terlihat mengkerut dan
kempes. Jamur Colletotrichum capsici ini mempunyai ciri morfologi yang struktur
tubuhnya sangat kecil dan hidupnya sebagai parasit obligat merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya
saja, serta mempunyai habitat yang sangat luas penyebarannya sampai keseluruh
bagian tumbuhan (Parry, 1990).
IV.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari
praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1.
Isolasi patogen menggunakan Postulat Koch
I.
2.
Bentuk dari Collentrium capsici secara mikroskopis
yitu berbentuk seperti bulan sabit.
3.
Hasil dari inokulasi buatan yaitu tedapat
bintik kehitaman dan kekuningan.
DAFTAR PUSTAKA
Agrios, G.N. 2005.
Plant Patology. 5th ed.
Elservier Academic Press, Burlington, MA, USA. 922 pp
Parry, D. 1990. Plant Patokogy in Agriculture. Cambrigde
University Press, Cambrigde. 385 pp.
Semangun,
H. 2004. Penyakit-penyakit Tanaman
Hortikultura di Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogykarta. 754 hlm
LAMPIRAN
Comments
Post a Comment