BAHAN ORGANIK TANAH
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bahan
organik adalah sekumpulan beragam senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang
atau telah mengalami proses dekomposisi baik berupa humus hasil humifikasi
maupun senyawa-senyawa organik hasil mineralisasi dan termasuk juga mikrobia
heterotrofik organik dan ototrofik yang terlibat dan berada didalamnya
(Madjid,2007).
Humus
merupakan bentuk bahan organik yang lebih stabil. Dalam bentuk inilah bahan
organik banyak berakumulasi dalam tanah. Humus memiliki konstribusi terbesar
terhadap durabilitas dan kesuburan tanah. Humuslah yang aktif dan bersifat liat
yaitu bermuatan negatif (Djuanda, 2004).
Sumber
primer bahan organik dalam tanah alfisol adalah jaringan tanaman berupa akar,
batang, ranting dan daun. Jaringan tanaman ini akan mengalami dekomposisi dan
akan terangkut ke lapisan bawah serta diinkorporasikan dengan tanah tersebut
(Islami,1995).
Bahan
organik merupakan bahan-bahan yang dapat diperbarui, didaur ulang, dirombak
oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman
tanpa mencemari tanah dan air. Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari
sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan
pembentukan kembali. Bahan organik demikian berada dalam pelapukan aktif dan
menjadi mangsa serangan jasad mikro. Sebagai akibatnya bahan tersebut berubah
terus dan tidak mantap sehingga harus selalu diperbarui melalui penambahan
sisa-sisa tanaman dan binatang (Utami, 2004).
1.2
Tujuan Praktikum
Adapun
tujuan dari praktikum ini adalah
1.
Mengukur persentase bahan organik tanah.
2.
Mengetahui hubungan bahan organik dengan
tunbuhan.
3.
Mengetahui cara menentukan bahan organik
tanah.
II TINJAUAN PUSTAKA
Bahan
organik tanah merupakan hasil dekomposisi atau pelapukan bahan-bahan mineral
yang terkandung didalam tanah. Bahan organik tanah juga dapat berasal dari
timbunan mikroorganisme, atau sisa-sisa tanaman dan hewan yang telah mati dan
terlapuk selama jangka waktu tertentu. Bahan organik dapat digunakan untuk
menentukan sumber hara bagi tanaman, selain itu dapat digunakan untuk
menentukan klasifikasi tanah (Soetjipto, 1992).
Bahan
organik merupakan perekat butiran lepas dan sumber utama nitrogen, fosfor dan
belerang. Bahan organik cenderung mampu meningkatkan jumlah air yang dapat
ditahan didalam tanah dan jumlah air yang tersedia pada tanaman. Akhirnya bahan
organik merupakan sumber energi bagi jasad mikro. Tanpa bahan organik semua
kegiatan biokimia akan terhenti (Doeswono,1983).
Tanah
sebagai media pertumbuhan tanaman berada dalam kondisi yang optimum jika
komposisinya terdiri dari : 25% udara, 25% air, 45% mineral dan 5% bahan
organik. Atas dasar perbandingan ini, nampak kebutuhan tanah terhadap bahan
organik adalah paling kecil. Namun demikian kehadiran bahan organik dalam tanah
mutlak dibutuhkan karena bahan organik merupakan bahan penting dalam
menciptakan kesuburan tanah, baik secara fisika, kimia maupun dari segi biologi
tanah (Sutanto,2005).
Bahan
organik yang masih mentah dengan nisbah C/N tinggi, apabila diberikan secara
langsung ke dalam tanah akan berdampak negatif terhadap ketersediaan hara
tanah. Bahan organik langsung akan disantap oleh mikrobia untuk memperoleh
energi. Populasi mikrobia yang tinggi, akan memerlukan hara untuk tumbuh dan
berkembang, yang diambil dari tanah yang seyogyanya digunakan oleh tanaman,
sehingga mikrobia dan tanaman saling bersaing merebutkan hara yang ada.
Akibatnya hara yang ada dalam tanah berubah menjadi tidak tersedia karena
berubah menjadi senyawa organik mikrobia. Kejadian ini disebut sebagai
immobilisasi hara (Atmojo, 2003).
Bahan
organik tanah terbentuk dari jasad hidup tanah yang terdiri atas flora dan
fauna, perakaran tanaman yang hidup dan yang mati, yang terdekomposisi dan
mengalami modifikasi serta hasil sintesis baru yang berasal dari tanaman dan
hewan. Humus merupakan bahan organik tanah yang sudah mengalami
prubahan bentuk dan bercampur dengan mineral tanah (Sutanto,2005)
III METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1
Alat dan Bahan
Adapun
alat yang digunakan pada praktikum ini adalah timbangan, erlenmeyer 500 ml,
pipet, dan buret.
Adapun
bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah contoh tanah kering udara yang
lolos saringan 0,5 mm, K2Cr2O7N,
H2SO4 pekat, indikator feroin 0,025 M, dan larutan FeSO4
0,5
N.
3.2
Prosedur
Kerja
Adapun
prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah :
![]() |
![]() |
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Pengamatan
Adapun
hasil dari praktikum ini adalah :
No
|
Tanah
|
Volume titrasi
|
C Organik (%)
|
Bahan Organik (%)
|
NH4FeSO4 0,5 N
|
||||
1
|
Blanko
|
11,8 ml
|
||
2
|
A (hitam)
|
4,9 ml
|
2,28
|
3,93
|
3
|
B (merah)
|
8,5 ml
|
1,09
|
1,88
|
4.2
Pembahasan
Dari
praktikum yang telah dilakukan telah didapat hasil yang berupa data C-organik
dan B-organik. Hasil tersebut menunjukan bahwa B-organik didapat dari perkalian
C-organik dengan ketetapan yang ada yaitu 1,724. Ini menunjukan bahwa nilai
B-organik selalu lebih tinggi atau lebih besar daripada C-organik. Adapun
C-organik untuk tanah A (hitam) adalah 2,28 % sehingga B-organiknya sebesar
3,93 %. Sedangkan untuk C-organik tanah B (merah) adalah 1,09 % sehingga
B-organiknya sebesar 1,88 %. Dengan kata lain nilai bahan organik pada tanah A
(hitam) lebih besar daripada nilai bahan organik pada tanah B (merah), sehingga
tanah A (hitam) lebih baik atau lebih bagus untuk ditanami tanaman karena
ketersediaan bahan organik yang banyak dibandingkan dengan tanah B
(merah). Bila dilihat dari tabel
kriteria bahan organik tanah dari data yang didapat, kita bisa menarik
kesimpulan bahwa tanah A (hitam) memiliki bahan organik yang tinggi, sedangkan
untuk tanah B (merah) memiliki bahan organik yang sedang. Hasil tersebut
didapat dari tabel kriteria bahan organik tanah, yaitu :
Bahan Organik (%)
|
Kriteria
|
< 0,5
0,5 – 1
1 – 2
2 – 4
4 – 8
8 – 15
> 15
|
Rendah
Rendah Sedang
Sedang
Tinggi
Berlebihan
Sangat Berlebihan
Gambut
|
Menurut
Sasongko (2013), faktor – faktor yang mempengaruhi bahan organik dalam tanah
antara lain :
1.
Kedalaman tanah = kandungan terbesar ada
pada lapisan tanah atas (horizon A)
2.
Iklim = semakin dingin suatu tempat maka
kandungan bahan organik semakin banyak.
3.
Tekstur tanah = bahan organik lebih tinggi
pada tanah dengan tekstur liat.
4.
Drainase = drainase yang buruk dan air
berlebih akan manjadikan bahan organik tersapu dan hilang.
5.
Vegetasi penutupan dan kapur = melindungi
lapisan atas tanah dari tekanan air hujan.
Dalam
menganalisis sampel yang bersifat basa, maka dapat menggunakan larutan standar
asam, metode ini dikenal dengan istilah asidimetri. Sebaliknya jika menentukan
sampel yang bersifat asam, gunakan larutan standar basa dan dikenal dengan
istilah alkalimetri. Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut titrant dan
biasanya diletakkan dalam erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui
konsentrasinya disebut titer dan biasanya diletakkan dalm buret. Indikator yang
dipakai dalam titrasi adalah indikator yang perubahan warnanya dipengaruhi oleh
pH. Perubahan warna pada titrant karena dipengaruhi oleh pH dan telah mencapai
titik akhir titrasi (Radhanny, 2012).
Menurut
Madjid (2007), peranan bahan organik terhadap sifat fisik tanah, meliputi:
1.
Stimulan terhadap granulasi tanah.
2.
Memperbaiki stuktur tanah menjadi remah.
3.
Menurunkan plastisitas dan kohesi tanah.
4.
Mempengaruhi warna tanah.
5.
Menghemat erosi.
6.
Mengurangi pencucian tanah.
Menurut
Madjid (2007), peranan bahan organik terhadap sifat kimia tanah, meliputi:
1.
Meningkatkan hara tersedia dari proses
mineralisasi bagian bahan organik yang mudah terurai.
2.
Menghasilkan humus tanah yang berperan
secara koloidal.
3.
Menghasilkan kapasitas tukar kation (KTK).
4.
Menurunkan muatan positif tanah.
Menurut
Madjid (2007), peranan bahan organik terhadap sifat biologi tanah, meliputi:
1.
Meningkatkan keragaman organisme.
2.
Meningkatkan populasi organisme tanah.
V KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah :
1.
Nilai bahan organik tanah A (hitam)
sebesar 3,93 % dan nilai bahan organik tanah B (merah) sebesar 1,88 %.
2.
Bahan organik tanah A (hitam) tinggi dan
bahan organik tanah B (merah) sedang.
3.
Ada 3 metode penetapan bahan organik yaitu
berdasarkan kehilangan bobot karena pemanasan, berdasarkan unsur C, dan
berdasarkan jumlah bahan organik yang mudah teroksidasi.
4.
Fungsi atau peranan bahan organik terdapat
pada sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Atmojo,
S. W. 2003. Peranan Bahan Organik
Terhadap Kesuburan Tanah Dan Upaya Pengolahannya. Surakarta : Sebelas Maret
University Press.
Djuanda,
J. S. M. 2004. Kajian Laju Infiltrasi Dan
Beberapa Sifat Fisik Tanah Pada Tiga Jenis Tanaman Pagar Dalam Sistem Budidaya
Lorong. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan. 4 : 25 – 31.
Doeswono. 1983. Ilmu-Ilmu
Terjemahan. Jakarta : Bhtara Karya Aksara.
Islami,
T. 1995. Klasifikasi Tanah. Jakarta :
Aka Press.
Madjid, A. 2007. Bahan Organik
Tanah. Palembang : Universitas Sriwijaya.
Radhanny. 2012. http://radhanny.wordpress.com diakses pada hari Jum’at 07 November 2014 pukul 10.32
WIB.
Sasongko.2013. http://katonsasongko.wordpress.com diakses pada hari Jum’at 07 November 2014 pukul 11.20
WIB.
Soetjipto. 1992. Dasar – Dasar
Irigasi. Jakarta : Erlangga.
Sutanto,
R. 2005. Dasar – Dasar Ilmu Tanah Konsep
Kenyataan. Yogyakarta : Kanisius.
Utami, S. M. 2004.
Sifat Kimia Entisol Pertanian Organik Dan
Anorganik. Jurnal Ilmu Tanah 10 : 63 – 69.
ACC BAHAN ORGANIK
TANAH
No.
|
Tanah
|
Volume
titrasi NH4FeSO4 0,5 N
|
C
organik (%)
|
Baha
organik (%)
|
1.
|
Blanko
|
11,8 ml
|
||
2.
|
A
(hitam)
|
4,9 ml
|
||
3.
|
B
(merah)
|
8,5 ml
|
Perhitungan
:

berat sampel tanah
%
bahan organik = % C-organik x 1,724
t
= ml titrasi blanko
s = ml titrasi sampel
s = ml titrasi sampel
Pembahasan
:
1.
Bandingkan data C-organik dan B-organik.
2.
Faktor yang mempengaruhi bahan organik
tanah.
3.
Penyebab perubahan warna pada proses
titrasi.
PERHITUNGAN
Tanah A



berat sampel tanah
= 5 x ( 1 -

0,5
= 5 x 0,585 x 0,3886
0,5
= 2,28 %
%
B-organik = % C-organik x 1,724
= 2,28 % x 1,724
= 3,93 %
= 2,28 % x 1,724
= 3,93 %
Tanah
B

berat sampel tanah


0,5

0,5
= 1,09 %
%
B-organik = % C-organik x 1,724
= 1,09 % x 1,724
= 1,88 %
= 1,09 % x 1,724
= 1,88 %
Comments
Post a Comment