KEANEKARAGAMAN HEWAN DENGAN PENGKLASIFIKASIAN BINOMINAL
NOMENKLATUR
(Tugas Makalah
Biologi Umum)
Di Susun
Oleh :
Kelompok
NPM Ganjil

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ..........................................................
DAFTAR ISI .........................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................
1.1 Latar Belakang ......................................................................
1.2 Rumusan Masalah .................................................................
1.3 Tujuan .................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ......................................................
2.1 Keanekaragaman tumbuhan dan hewan di Indonesia...........
2.2 Keanekaragaman Hewan Di Indonesia...............................
2.3 Kasifikasi dan Binomial Nomenclature................................
2.4 Pengklasifikasian Makhluk Hidup.....................................
2.5 Manfaat keanekaragaman, pengklasifikasian dan mempelajari keanekaragaman tumbuhan dan hewan.............................
2.6 Penyebab Hilangnya Keanekaragaman...............................
2.7 Cara Melestarikan Keanekaragaman..................................
BAB III PENUTUP...............................................................
3.1 Kesimpulan..........................................................................
3.2 Saran...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................
DAFTAR ISI .........................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................
1.1 Latar Belakang ......................................................................
1.2 Rumusan Masalah .................................................................
1.3 Tujuan .................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ......................................................
2.1 Keanekaragaman tumbuhan dan hewan di Indonesia...........
2.2 Keanekaragaman Hewan Di Indonesia...............................
2.3 Kasifikasi dan Binomial Nomenclature................................
2.4 Pengklasifikasian Makhluk Hidup.....................................
2.5 Manfaat keanekaragaman, pengklasifikasian dan mempelajari keanekaragaman tumbuhan dan hewan.............................
2.6 Penyebab Hilangnya Keanekaragaman...............................
2.7 Cara Melestarikan Keanekaragaman..................................
BAB III PENUTUP...............................................................
3.1 Kesimpulan..........................................................................
3.2 Saran...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan inayahnya kelompok kami dapat menyusun makalah ini, salawat serta salam tidak lupa kita tujukan kepada baginda tercinta Rasulullah SAW. Semoga tercurah limpahkan kembali kepada kita semua, amin.
Makalah yang dapat kami susun dengan judul “KEANEKARAGAMAN HEWAN”. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini dan yang telah memberikan dukungan dan telah memberikan pengetahuannya dalam pembuatan makalah ini. Meskipun isi dari makalah ini masih banyak kekurangannya, namun semoga bermanfaat bagi yang membacanya. Oleh karena itu kami mengaharapkan kritik dan sarannya untuk membangun makalah yang lebih baik lagi dari sebelumnya.
Bandar
Lampung, 16 Desember 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hewan termasuk kingdom Animalia, merupakan kelompok besar organisme yang multiselular, ,mampu menanggapi rangsangan dengan aktif dan memperoleh nutrient dengan memakan organisme lain (heterotrof).Keanekaragaman pada hewan merupakan variasi dari struktur, bentuk, jumlah, dan sifat lainnya. Hewan dibagi menjadi dua bagian: Invertebrata Adalah hewan yang tidak bertulang belakang. Hewan ini memiliki struktur morfologi dan anatomi lebih sederhana dibandingkan dengan kelompok hewan bertulang belakang. Contoh hewan invertebrate adalah: Protozoa adalah hewan bersel satu karena hanya memeiliki satu sel saja alias bersel tunggal dengan ukuran yang mikroskopis hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Protozoa hidup di air atau dalam tubuh makhluk hidup atau organisme lainnya sebagai parasite. Hidupnya dapa tsendiri atau soliter atau beramai-ramai atau koloni. Protozoa bekembang biak secara reproduksi anseksual atau vegetative dengan cara membelah diri dan dengan cara seksual atau generative konjugasi. Kedua vertebrata yaitu hewan yang bertulang belakang atau punggung. Memiliki struktur tubuh yang lebih jauh sempurna dibandingkan dengan hewan invertebrate. Hewan vertebrata memiliki tali yang merupakan susunan tempat terkumpulnya sel-sel saraf dan memiliki perpanjangan kumpulan saraf dari otak. Hewan vertebrata memiliki system kerja sempurna peredaran darah berpusat organ jantung dengan pemuluh-pembuluh menjadi salurannya. Hewan vertebrata mempunyai tulang yang terentang dari belakang kepala sampai bagian ekor, mempunyai otak yang dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, tubuh berbentuk simetris bilateral, mempunya kepala, leher, badan, dan ekor. Contoh: pada katak.
Di dunia ini terdapat juga keanekaragaman hayati, bermacam-macam tumbuhan dengan warna, bentuk, dan ukuran yang berbeda-beda.Banyaknya spesies yang ada dikarenakan adanya perbedaan dan persamaan ciri pada tumbuhan. Tumbuhan dimasukkan kedalam kingdom plantae memiliki zat hijau daun atau klorofil dapat membuat makanannya sendiri (autotrof), memiliki dinding sel, dan memiliki vakuola sel yang besar.
1.2
Rumusan Masalah
1. Bagaimana keanekaragaman tumbuhan di
Indonesia?
2. Bagaimana keanekaragaman hewan di
Indonesia?
3. Apa itu klasifikasi biologi dan
binomial nomenclature?
4. Bagaimana pengklasifikasian pada
makhluk hidup?
5. Apa penyebab hilangnya
keanekaragaman?
6. Bagaimana cara melestarikan keanekaragaman
tersebut?
1.3 Tujuan
1.
Mengetahui
berbagai variasi keanekaragaman tumbuhan dan hewan.
2.
Mempelajari
bagaimana cara pengklasifikasian atau pemberian nama pada makhluk hidup.
3.
Mengetahui manfaat keanekaragaman dan
pengklasifikasian.
4.
Mengetahui
cara melestarikan keanekaragaman hewan dan tumbuhan.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Hewan tingkat tinggi (vertebrata)
Vertebrata dapat diklasifikasikan ke dalam lima kelompok, berdasarkan kulit yang menutupi mereka, bagaimana mereka bereproduksi, bagaimana mereka menjaga suhu tubuh, dan karakteristik anggota badan mereka (tangan dan kaki, atau seperti sayap dan sirip). Mengetahui lima kelas vertebrata dan karakteristik mereka membantu Anda untuk memahami lebih lanjut tentang hewan-hewan ini
Vertebrata adalah kelompok hewan yang memiliki
tulang belakang mereka umumnya memiliki tubuh simetri bilateral, rangka dalam,
dan berbagai alat tubuh. Vertebrata telah memiliki alat tubuh yang lengkap
antara lain adalah sebagai berikut
- sistem pencernaan memanjang dari mulut hingga anus.
- sistem peredaran darah tertutup
- alat ekskresi berupa ginjal
- alat pernafasan berupa paru-paru atau insang
- sepasang alat reproduksi dikanan dan dikiri
- sistem endokrin yang berfungsi menghasilkan hormon
- sistem saraf yang terdiri dari sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) serta susunan saraf tepi (serabut saraf)
Vertebrata
dikelompokan atas beberapa kelas
Ikan
(Pisces)
Ikan
memiliki habitat di air dengan alat pernafasan berupa insang. Hewan ini
mempunyai sirip yang berfungsi untuk menentukan arah gerak di dalam air dan
memiliki gurat sisi untuk mengetahui tekanan air. Termasuk hewan berdarah
dingin (poikiloterm), yaitu suhu tubuh disesuaikan dengan lingkungan. Pisces
berkembang biak dengan bertelur (ovipar). Berdasarkan jenis tulangnya ikan
dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :
- Chondrichthyes atau ikan tulang rawan, contoh : ikan pari, ikan hiu dan ikan cucut.
- Osteichthyes atau ikan tulang keras, contoh : ikan mas, ikan gurami, ikan tongkol.
Ampibi
(Amphibia)
Jenis
hewan yang satu ini yaitu hewan yang dapat bertahan hidup di dua alam, seperti
katak dan katak ini jika masih kecil pernapasan nya menggunakan insang tetapi
jika telah dewasa akan berubah dan akan menggunakan paru-paru sehingga katak
dapat hidup di dua alam yaitu di darat dan di air. Kelas ampibi ini telah di
bagi menjadi 3 kelas ordo yaitu :
- Katak dan kodok (Anura),
- Amfibi berekor (Urodela), dan
- Amfibi tak berkaki (Apoda).
Reptil
(Reptilia)
Reptilia
(dalam bahasa latin, reptil = melata) memiliki kulit bersisik yang terbuat dari
zat tanduk (keratin). Sisik berfungsi mencegah kekeringan. Ciri lain yang
dimiliki oleh sebagian besar reptil adalah : anggota tubuh berjari lima,
bernapas dengan paru-paru, jantung beruang tiga atau empat, menggunakan energi
lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya sehingga tergolong hewan poikiloterm,
fertilisasi secara internal, menghasilkan telur sehingga tergolong ovipar
dengan telur bercangkang.nReptilia mencakup tiga ordo besar yaitu
- Chelonia atau Testudines (reptilia bercangkang),
- Squamata atau Lepidosauria (reptilia dengan kulit bersisik) , dan
- Crocodilia (bangsa buaya). Bangsa kura-kura mempunyai cangkang (perisai) yang keras disebut dengan karapaks (bagian atas) dan plastron (bagian bawah).
Burung
(Aves)
Ciri-ciri
khusus kelas Aves adalah seluruh tubuh terlindung bulu, anggota gerak berupa
sayap dan kaki, berdarah panas (homoioterm) tidak mempunyai gigi, mulut berupa
paruh, berkembang biak dengan bertelur, dan jantung terdiri atas 4 ruang. Aves
dikelompokkan menjadi beberapa ordo, yaitu:
- Casuariformes (bangsa burung berjalan), contohnya kasuari, burung unta.
- Columbiformes, contohnya burung merpati,
- Psittaciformes, contohnya alap-alap, elang,
- Galliformes, contohnya ayam kampung, merak, ayam hutan.
Hewan
Menyusui (Mammalia),
Mamalia
adalah hewan yang memiliki kelenjar susu (betina) yang berfungsi untuk
menghasilkan susu sebagai sumber makanan anaknya. Hewan Mammalia pada umumnya
adalah hewan yang berdarah panas dan bereproduksi secara kawin. Hewan Menyusui
atau mammalia ini ada yang hidup di darat dan ada juga hidup di air. Contoh
Hewan Mammalia yang hidup di darat seperti Sapi, Domba, Monyet, Rusa, Kuda dan
Gajah. Sedangkan Hewan Mammalia yang habitatnya di air seperti Paus,
Lumba-lumba dan Duyung
2.2 Hewan
Tingkat Rendah (invertebrata)
Semua hewan yang tidak memiliki tulang belakang
dikelompokkan dalam Invertebrata (avertebrata). Hewan invertebrata ada yang
tersusun oleh satu sel (uniselluler) dimana seluruh aktivitas kehidupannya
dilakukan oleh sel itu sendiri. Sedangkan hewan invertebrata yang tersusun oleh
banyak sel (multiselluler/metazoa) sel selnya mengalami deferensisasi dan
spesialisasi membentuk jaringan dan organ tubuh dan aktivitasnya semakin komplek.
Perkembangan embrio hewan metazoa melalui tahap
tahap tertentu. Secara embriologi, hewan ada yang memiliki dua lapisan kulit,
hewan demikian dinamakan diploblastik. Untuk hewan yang memiliki tiga lapisan
kulit dalam tubuhnya dinamakan triploblastik. Struktur tubuh, dan sistem sistem
yang ada pada hewan invertebrata berbeda beda, makin tinggi tingkatannya
semakin komplek struktur dan sistem tubuhnya.
95% jenis hewan di dunia tergolong invertebrata, invertebrata
dikelompokkan menjadi banyak filum :
a) Filum
protozoa
b) Filum
porifera
c) Filum
coelenterate
d) Filum
platyhelminthes
e) Filum
nemathelminthes
f) Filum
annelid
g) Filum
arthropoda
h) Filum
mollusca
i)
Filum echinodermata
A. Filum Protozoa (hewan bersel satu)
Kata protozoa berasal dari bahasa latin protos yang
berarti awal dan zoon yang berarti binatang. Jadi protozoa adalah filum hewan
yang paling awal atau rendah. Karena struktur tubuhnya paling sederhana yaitu
tersusun atas satu sel.
CIRI-CIRI UMUM PROTOZOA
a) Terdiri dari 1 sel (unicellular)
Tetapi
ada juga beberapa spesies yang membentuk koloni walaupun terdiri dari 1 sel
b) Alat-alat tubuh / organ disebut
Onganella
Walaupun
hanya terdiri dari 1 sel tetapi mempunyai alat-alat tubuh
Misal
: Flagella misal pada
euglena, valrax.
Bulu getar misal pada paramecium
Vacuola berdenyut, pada paramaecium
Vacuola makanan, pada amoeba
c)
Perkembangbiakan
ü Asexuil
Misal
:
-
pembelahan biner euglena, paramaecium (dari 1menjadi 2)
- pembelahan ganda (dari 1 menjadi
4)
- membentuk pucuk / tunas
ü Sexuil
/ melalui gamet
Karena hewan-hewan ini
belum mempunyai sel-sel kelamin yang khusus (ovum dan sperma) maka
perkawinannya disebut konjugasi.
d) Tempat hidup
ü Bebas di semua
tempat
Misal
:
-
permukaan air baik tawar / asin
- dalam air
ü Comensal
Ialah hidup bersama
yang satu mendapat keuntungan dan yang satu tidak dirugikan
ü Simbiose
ü Parasit
adalah yang satu untung
yang satu rugi
Misal :
Amoeba desentri
Amoeba
Spirochaeta
e) Cara
Makan
ü Holozoic
ialah makanan hewan lain dengan melalui “mulut“ nya (mulut semu)
ü Saprozoic
ialah meng-absortir nutrisi yang telah larut dari hewan (zoic = hewan)
ü Sapropitic
ialah meng-absortir nutrisi yang telah larut dari tumbuhan
ü Halophytic
ialah hewan tersebut mendapat makanan secara fotosintesis
Misal : Euglena yang mempunyai
butir-butir chloroplast dalam tubuhnya
ü Mixotrophic
ialah kombinasi antara b dan d.
KELAS
PROTOZOA
1) Rhizopoda (hewan berpori)
Ciri
khas hewan ini bergerak dengan kaki semua atau pseudopodia. Kaki semu tersebut
berasal dari penonjolan-penonjolan plasma. Contoh hewan yang bergerak dengan
kaki semu, antara lain:
a) Amoeba
Kata
amoeba berarti tidak memiliki bentuk tubuh yang tetap. Amoeba ada yang hidup
bebas dan ada pula yang hidupnya di dalam tubuh manusia, yang disebut entamoeba
contohnya adalah entamoeba dysenteriae yang dapat menyebabkan penyakit
disentri. Amoeba yang hidup di luar tubuh manusia disebut ektoamoeba contohnya
adalah amoeba proteus.
b) Entamoeba dysentriae
Hewan
ini hidup di dalam usus besar manusia dan dapat menyebabkan penyakit disentri
amoeba.
c) Entamoeba coli
Hewan
ini hidup di dalam usus tebal atau kolon manusia. Dia menguntungkan manusia
karena membantu membusukkan sisa makanan dan membantu pembentukan vitamin K.
d) Foraminifera
Tubuh
hewan ini dilindungi oleh cangkok dari zat kapur.
2) Flagellata
Hewan
ini mempunyai alat gerak berupa bulu cambuk atau flagellum
3) Cilliata
Hewan
ini mempunyai alat gerak berupa bulu getar atai cicilia.
4) Sprozoa
Sprozoa
berarti hewan berspora. Disebut demikian karena suatu tahap dari daur hidup
hewan ini membentuk spora atau benih. Berbeda dengan kelas lain dari protozoa,
sprozoa merupakan satu-satunya kelas yang tidak mempunyai alat gerak dan hidup
parasit.
B. Filum
Porifera (berpori)
Porifera
merupakan hewan bersel banyak (metazoa) yang paling sederhana. Umumnya h anya hidup di air laut dan hanya sedikit
yang hidup di air tawar.
CIRI-CIRI UMUM PORIFERA
a) Sudah merupakan Metazoa (Metazoa
tingkat rendah), (Metazoa = hewan bersel banyak, meta = banyak), sebab walaupun
tubuhnya sudah berdiri dari banyak sel tetapi jaringan tubuhnya masih sederhana
karena :
ü Belum
mempunyai organ tubuh yang khusus
ü Belum
mempunyai sistem saraf
ü Yang
menanggapi rangsang adalah sel-sel individual.
ü Belum
mempunyai saluran pencernaan makanan yang khusus.
ü Pencernaan
makanan secara intra seluler (pencernaan makanan dalam sel) karena masih
intraseluler maka disebut Parazoa.
b) Dinding tubuhnya berpori-pori (maka disebut
Porifera) dan sudah mempunyai sistem canol.
c) Dinding tubuhnya terdiri dari 2 lapis
antara lain :
ü Lapisan
luar = epidermis
Tersusun dan
dermal-dermal epitelium
ü Lapisan
dalam
Tersusun dari
Choanocyte = deretan sel leher masing-masing Choanocyle dilengkapi dengan
Flogellum diantara 2 lapisan (lapisan dalam dan luar) terhadap zat antara
berupa gelotin yang disebut Mesoglea atau Mesenchym.
d) Tubuh
dilengkapi kerangka yang berupa Spicula-spicula yang berasal dari :
ü Kapur
(Ca CO3)
ü Silicat
(H9 Si3O2)
ü Campuran
kapur + silikat
Kerangka tersebut
terdapat didalam lapisan Mesogles.
e)
Tempat hidup
ü Dilaut
(kebanyakan)
ü Air
tawar (beberapa)
KELAS PORIFERA
Berdasarkan kerangka
dalam tubuhnya maka porifera dibagi dalam 3 kelas :
ü Class
Calcarea
Ordo : Homocoela
Ordo : Hetero coela
ü Class
Hexactinellida
Ordo
: Hyelonema
ü Class
Desmospongiae
Ordo : Tetractinellida
Ordo : Monaxonida
Ordo : Keratosa
Berdasarkan sistem saluran / sistem canal maka
porifera mempunyai 3 tipe :
ü Tipe
Ascon
Tanda-tanda :
-
Dinding tubuh tipis
-
Dilengkapi dengan canal yang langsung
bermuara kedalam Spongocoel (rongga tubuh bagian tengah)
-
Dindingnya dilengkapi dengan Chodnocyte.
ü Tipe
Sycon
Tanda-tanda :
-
Pada prinsipnya sama dengan Ascon tetapi
-
Dinding Spongacoel mengadakan pelekukan
kearah epidermis sehingga membentuk :
ü Radial
Canal
Yaitu canal-canal
horizontal yang dindingnya dilengkapi dengan sel-sel leher (Choanocyle)
ü Incurent
Canal
Yaitu saluran masuk
yang satu sama lain.
-
Prosophyle, adalah lubang dimana air
mulai masuk
-
Apophyle, adalah lubang dimana air masuk
dari radial canal kedalam spongacael.
ü Tipe
Leucon
Tanda-tanda :
Dinding tubuh
dilengkapi dengan Musenchum / Mesagka yang tebal dan didalamnya terdapat sistim
canal yang bercabang-cabang dan komplex.
Dimana pada
suatu tempat sistim canal tersebut membulat dan membentuk rongga yang
dindingnya dilengkapi dengan sel-sel leher (Chronocyte).
C. Filum Coelenterata (hewan berongga)
Coelenterate
hidup di laut dan di air tawar. Tubuhnya berogga dan bersifat radial simetri
artinya tubuh coelenterate mempunyai banyak bidang simetri. Coelenterate
memiliki 2 bentuk bentuk tubuh yaotu polip dan medusa. Polip adalah tubuh
coelenterate yang menetap atau menempel pada tempat hidupnya. Medusa adalah
bentuk tubuh coelenterate yang menyerupai payung dan hidup bebas melayang dalam
air.
D. Filum platyhelminthes (Cacing Pipih)
Bentuk tubuh
platyhelminthes pipih, tidak mempunyai rongga badan dan anus, tetapi mempunyai
satu lubang yaitu mulut.
1. Cacing getar (turbellaria)
Seluruh spesies anggota
cacing getar hidup di kolam, di sungai, dan tanah lembab. Contoh : planaria.
2. Cacing
hisap (trematoda)
Cacing hisap hidup
berparasit pada manusia dan vertebrata. Pada kepala terdapat dua alat hisap
yang berfungsi untuk melekatkan diri pada inangnya. Contoh : cacing hati.
3. Cacing
pita (Cestoda)
Cacing dewasa hidup di
dalam usus manusia. Cacing ini bersifat hermafrodit (berkelamin dua). Contoh :
taenia saginata
E. Filum nemathelminthes (cacing gilig)
Cacing gilig tubuhnya
bulat panjang, tidak bersegmen-segmen. Permukaan tubuhnya berlapiskan kutikula,
dan di bawahnya terdapat serabut otot memanjang. Disini tidak ada otot
melingkar. Contoh cacing perut, cacing tambang, cacing kremi, cacing gelang
F. Filum annelid (cacing gelang)
Tubuh cacing
beruas-ruas, tersusun seperti cincin atau gelang. Tiap segmen disebut somit.
Mempunyai mulut di bagian depan dan dubur di bagian belakang tubuhnya. Contoh :
cacing berambut dan cacing penghisap darah.
G. Filum arthropoda (hewan berbuku-buku)
Arthropoda adalah hewan
berbuku-buku. Tubuhnya dapat dibedakan atas kepala, dada dan perut. Pada kepala
telah ditemukan alat indera seperti antenna yang peka terhadap sentuhan, panas,
suara dan bau-bauan.
Klasifikasi arthropoda
yaitu :
1. Serangga
(insecta)
2. Udang-udangan
(crustaceae)
3. Laba-laba
(arachonoidea)
4. Lipan
(Chilopoda)
5. Luing/kaki
seribu (Diplopoda)
H. Filum Mollusca (hewan lunak)
Mollusca mempunyai
tubuh lunak yang mengandung kelenjar lender dan terbungkus oleh mantel. Tubuh
mollusca dilindungi oleh cangkok zat kapur. Klasifikasi hewan lunak yaitu :
1. Kelas
Pelecypoda
Contoh
: Kerang, tiram, simping termasuk dalam kelas ini. Hewan ini mempunyai dua buah
cangkang yang melindungi tubuh (cangkang setangkup).
2. Kelas
Gastropoda,
contoh : siput
3. Kelas
Cepalophoda
contoh : gurita, cumi-cumi, dan
nautilus.
4. Kelas
Scaphopoda
Scaphopoda merupakan kelas terkecil
dari moluska. Hewan ini mempunyai kebiasaan membenamkan diri di pasir pantai.
5. Kelas
Amphineura
contoh : Chilton dan Neopilina.
Chilton mirip siput tak bercangkang
hidup di daerah pantai cangkangnya terdiri dari bebarapa (biasanya delapan
lempengan yang tersusun secara tumpang tindih). Meskipun kelihatannya beruas-ruas
tetapi organ dalamnya tidak. Neopilina disebut fosil hidup karena sebelum
ditemukan pada tahun 1957 hewan ini dianggap sudah punah sejak jutaan tahun
yang lalu.
I. Filum echinodermata (hewan berkulit
duri)
Tubuh hewan ini
diselimuti oleh kulit yang berduri-duri kecil. Hewan ini mempunyai alat-alat
sebagai berikut:
1. Alat
gerak, kaki ambulakral merupakan pipa atau tabung yang dilengkapi dengan alat
penghisap.
2. System
saraf, berbentuk cincin yeng bercabang menyebar ke seluruh tubuh.
3. Alat
pencernaan, mulut, usus, anus.
4. Pernapasan,
insang tersebar di seluruh permukaan tubuh.
5. Pembiakan,
secara generative alat kelamin jantan dan berina terpisah.
6. Regenerasi,
echinodermata mempunyai kemampuan untuk menumbuhkan kembali bagian tubuhnya
yang terputus.
Klasifikasi
echinodermata yaitu :
1. Bintang
laut (asteroidean)
2. Landak
laut (echinoidea)
3. Bintang
ular (ophiuroidea)
4. Lilia
laut (crinoidea)
5. Tripang
(holothuroidea)
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Jadi yang disebut dengan avertebrata yaitu hewan yang
tidak bertulang belakang yang biasa disebut hewan tingkat rendah. Yang memiliki
9 filum seperti Filum protozoa, Filum porifera, Filum coelenterate, Filum
platyhelminthes, Filum nemathelminthes, Filum annelid, Filum arthropoda, Filum
mollusca, dan Filum echinodermata.
Sedangkan vertebrata yaitu hewan vertebrata yaitu
hewan yang memiliki tulang belakang, dan memiliki empat klasifikasi seperti
kelas pisces (ikan), amphibi, reptile dan aves (burung).
3.2
Saran
Demikian dengan isi makalah yang kami sajikan, bila
ada kesalahan dalam penulisan mohon dimaklumi. Dengan segala kerendahan hati
kami, kami sebagai pemakalah mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
teman-teman sekalian.
DAFTAR PUSTAKA
Darkuni, M. Noviar. 2001. Mikrobiologi. Universitas Negeri Malang. Malang.
Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi. JICA. Malang.
Pelczar, M.J. dan E.C.S. Chan. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI Press. Jakarta.
Saskia, Sinta. 2013. Super Lengkap Biologi. Erlangga. Jakarta.
Syamsuri, Istamar. 2004. Sains Biologi SMP. Erlangga. Jakarta.
Kimball, J.W. 2004. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi. JICA. Malang.
Pelczar, M.J. dan E.C.S. Chan. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI Press. Jakarta.
Saskia, Sinta. 2013. Super Lengkap Biologi. Erlangga. Jakarta.
Syamsuri, Istamar. 2004. Sains Biologi SMP. Erlangga. Jakarta.
Kimball, J.W. 2004. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Comments
Post a Comment